Dekan FE UGP : Pemerintah Aceh segera Pikirkan Kewirausahaan

oleh
oleh
Dekan FE UGP
Dekan FE UGP
Dekan FE UGP

Takengon-LintasGayo.co ; Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Putih (UGP) Takengon, Abd. Jali. M.Si, meminta Pemerintah Aceh untuk segera memikirkan dunia berwirausaha bagi masyarakat agar Aceh segera lepas dari kemiskinan. Hal ini diungkapkan kepada LintasGayo.co disela-sela seminar praktik wirausaha yang dilaksanakan di Gedung Pendari Takengon, Senin 11 Januari 2016.

Menurutnya, hanya melalui jalan berwirausaha Aceh dapat bangkit dan meminimalisir angka kemiskinan yang konon katanya terus bertambah. Melalui berwirausaha sebut Abd. Jali, telah terbukti dapat memulihkan Indonesia dari krisis moneter pada tahun 1998.

“Pemerintah Indonesia kala itu hampir kualahan dalam menghadapi krisis moneter. Namun akhirnya hanya dengan langkah usaha mikro saja, ternyata krisis moneter yang menerpa republik ini kala itu dapat teratasi” katanya.

Tanpa langkah sigap dari pemerintah dalam menangani kemiskinan Aceh kata Abd. Jali, maka kondisi perekonomian Aceh akan semakin terpuruk. Hal itu diperparah dengan banyaknya lahir sarjana muda yang sebagian besar dewasa ini menggantungkan hidupnya pada pekerjaan dari pemerintahan lewat kontrak atau Pegawai Negeri Sipil (PNS).

“Perguruan tinggi sekarang dimana-mana. Pertahun ribuan sarjana menganggur karena lapangan kerja minim. Maka salah satu jalan, pemerintah harus menggalakkan wirausaha” ujarnya.

Dekan Fakultas Ekonomi UGP itu juga berharaap agar pengusaha asal Aceh, untuk kembali ke daerah dan membangun Aceh yang bermartabat dan sejahtera.

Dengan pengetahuan baru dari pengusaha yang telah sukses sebut Adb. Jali, tentu dapat memberi jalan keluar dan membangun jiwa berwirausaha di kalangan sarjana muda.

“Sekarang sudah waktunya pengusaha Aceh diluar kembali. Aceh sudah aman dan damai, tak ada lagi yang perlu dikhawatirkan” pintanya.

Disamping Abd. Jali juga meminta agar pemerintah melalui petugas Dinas Pertanian untuk melakukan sosialisasi cara bercocok tanam kepada petani.

Hal itu dimaksud untuk menetralisir harga kebutuhan pokok seperti beras, bawang, cabai yang kian melambung.

“Ini penting juga menjadi perhatian, agar harga kebutuhan pokok bisa stabil. Sebenarnya rancu juga, kita punya banyak lahan kosong, tapi kenapa kita bisa kekurangan beras,” tandas Abd. Jali. M.Si. (Mhd)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.