DALAM skenario yang disusun tim pengarah profesional Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Dr. Didik Sugiyanto dan Risma Sunarty ditambah M Hasan dari Forum PRB Banda Aceh, drama kolosal bertajuk “Simulasi Evakuasi Bencana Burni Telong” ternyata Wakil Bupati Bener Meriah Rusli M Saleh menjadi pemeran utama sekaligus bintang drama yang melibatkan 285 orang personil tersebut.
Wakil Bupati Rusli M Saleh yang bertindak sebagai juru kunci dalam simulasi evakuasi bencana gunung api Burni Telong tersebut di bantu oleh Sekretaris Daerah Drs. Ismarisiska, MM selaku eks officio penanggung jawab BDPD, Ir. Armaida pelaksana Badan serta pemberi informasi dari petugas pemantau gunung api Burni Telong yang berkantor di Kampung Kute Kering kecamatan Bukit dan unsur Forkopimda selaku penanggung jawab teknis pelaksanaan Evakuasi.
Melalui berbagai tahapan komunikasi terkait peningkatan aktivitas gunung api Burni Telong sebagaimana yang diinformasikan oleh petugas pemantau, akhirnya Wakil Bupati Bener Meriah setelah melakukan koordinasi dengan segenap unsur Forkopimda, akhirnya menetapkan status gunung api Burni Telong dari setatus waspada menjadi siaga dan awas, yang dibarengi dengan kegiatan personil masyarakat yang yang terlibat dalam kegiatan simulasi di pandu oleh TNI/PORLI dari daerah setempat.
Simulasi ini, selain menerjunkan personil juga peralatan evakuasi berupa kenderaan roda empat, tenaga medis serta satu unit amblulance dan Mobil Dapur Umum BPBD setempat.
Badan pelaksana BPBD Bener Meriah Ir. Armaida, usai pelaksanaan simulasi kepada wartawan mengatakan kegiatan simulai tersebut baru dapat dilaksanakan pada tingkat kecamatan dimana nantinya secara bertahap akan dilaksanakan tingkat Kabupaten. Ucapnya.
“Tentu pada tingkat Kabupaten personil akan lebih banyak dan segenap unsur terkait evakuasi juga akan dilibatkan” tuturnya.
Sementara sebelumnya Wakil Bupati Bener Meriah dalam sambutanya pada pembukaan acara tersebut di lapangan Masjid Agung Babussalam simpang tiga Redelong menyatakan Gunung Api Burni Telong salah satu ancaman bencana paling prioritas untuk diwaspadai selain banjir, longsor dan kebakaran.
Hal ini, lanjut Rusli M Saleh didasari atas peta kawasan rawan Bencana (KRB) gunung Api Burni Telong oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), karena jika terjadi erupsi di gunung api yang masih aktif ini maka akan berdampak pada 5 wilayah kecamatan dengan 70 kampung yang ada didaerah tersebut, jelasnya.
Untuk itu, pinta Wabup Bener Meriah diperlukan rencana dan langkah-langkah strategis dan semua pihak yang paham dalam penanganannya, terutama dalam hal penanganan kesiapsiagaan untuk membangun jalur evakuasi, pembuatan papan informasi dan sosialisasi tentang letusan gunung api, Pungkasnya. (Man | Kh)