
Blangekjeren-LintasGayo.co : Dua buku baru penulis produktif Gayo Lues, Syamsuddin Said segera terbit. Buku ini merupakan buku kedua dan buku ketiga penulis berumur 81 tahun tersebut.
“InsyaAllah bulan depan sudah bisa naik cetak. Tinggal naik cetak saja. ISBN, barcode, editing, dan layout sudah selesai diurus pihak penerbit, Mahara Publishing,” kata Syamsuddin Said di Blangkejeren, Kamis (29/10/2015)
Buku keduanya, jelas Guru dan Kepala SDN Blangjerango (1955-1966) tersebut, berjudul Kode Alam. “Ini juga kumpulan tulisan, sama seperti Njaing, buku pertama. Isinya puisi, pantun, jangin atau sapat ujung, pepatah-petitih bahasa Gayo dan falsafah sebagai sumber rujukan hukum adat Gayo, khususnya Gayo Lues yang masih hidup sampai saat ini. Tapi, , halamannya tidak sebanyak Njaing,” sebutnya.
Dilanjutkannya, banyak kearifan dan pengetahuan lokal dalam buku ini. “Kearifan dan pengetahuan lokal ini yang saya lihat, mulai hilang. Karen, tidak dikenalkan dan tidak diwariskan kepada generasi muda,” tuturnya, sambil meneruskan, “Buku ini diharapkan bisa jadi media pewaris kearifan dan pengetahuan lokal tadi kepada generasi muda Gayo,” tegasnya.
Buku ketiganya, lanjutnya, berjudul Seraya. Seraya dalam bahasa Gayo berarti upah nomang (menanam padi) dan upah nuling (memotong padi) yang diberikan kepada beberu (anak gadis). Seraya Nomang dan Seraya Nuling pelan-pelan akan hilang seiring dengan digunakannya teknologi dalam bersawah di Gayo. “Ada enam belas tulisan dalam buku ini. Ada fakta-fakta sejarah, sosial, dan budaya baru yang ada dalam buku ini. Kemungkinan, tidak ditemukan dalam buku lain. Harapan saya, buku ini bisa memperkaya dokumentasi Gayo,” sebutnya. (AF)