Ada 500 Buku tentang Gayo, tapi Sulit Didapatkan

oleh

YusradiBanda Aceh-LintasGayo.co : Paling banyak ada 500 judul buku tentang Gayo, namun buku-buku tersebut tidak ada Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah di Gayo. Demikian diungkapkan Yusradi Usman al-Gayoni, S.S., M.Hum saat menjadi pembicara di komisi II Prakongres Peradaban Aceh di di Hotel Grand Nanggroe, Sabtu (26/9/2015).

‘Sayang sekali, buku-buku berjudul tentang Gayo tidak ada di Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Gayo Lues, dan Bener Meriah, sehingga orang sulit mendapatkan literatur-literatur Gayo,” kata Yusradi.

Ke depannya, dia berharap dokumentasi Gayo harus terus diperbanyak. Yusradi sendiri mengaku mengoleksi 119 judul buku.

Sementara itu, dalam sidang Komisi II, seorang peserta Syamsul Rizal, menyatakan banyak penulisan istilah yang salah dalam buku Christian Snouck Hurgronje Het Gajoland en Zijne Bewoners (Tanoh Gayo (1903).

“Banyak yang salah tulis. Termasuk, nama-nama tempat,” katanya, menanggapi paparan materi yang disampaikan pembicara Yusradi Usman al-Gayoni, S.S., M.Hum di komisi tersebut, selain Prof. Dr. Abdul Gani Asyik, M.A. dan Wildan Abdullah, M.Pd yang ikut jadi nara sumber.

Prakongres Peradaban Aceh itu turut dihadiri dua mukim dari Takengon, Aceh Tengah. “Ada dua mukim yang hadir dalam acara prakongres ini,” kata Fikar W. Eda, panitia pelaksana yang ikut menggagasi Kongres Peradaban Aceh tersebut.

Kedua mukim itu, sebutnya, Syamsul Rizal Mukim Linge dan Haikal Sadek Mukim Lut Tawar.

Mukim Lut Tawar Haikal Sadek dalam kesempatan memberi tanggapan mengeluhkan kurangnya literatur tentang Gayo. “Beberapa waktu yang lalu, ada mahasiswa yang meneliti bahasa Gayo, untuk keperluan skripsi. Kami sampaikan apa adanya. Karena, kami tidak punya buku dan rujukan hasil-hasil penelitian,” katanya. (FA | Kh)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.