Menjual Tubuh Untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup Bergaya Moderen
Laporan Zulfan
PERADABAN di era globalisasi dengan arus informasi dan peralatan komunikasi yang semakin canggih menjadi barometer dalam menentukan golongan kehidupan, akibatnya untuk pemenuhan kebutuhan hidup agar terlihat berkelas mengharuskan mereka menjual tubuh kepada orang-orang tertentu dijadikan sebagai alasan klasik.
Beberapa wanita yang sempat dihubungi dengan janji akan melakukan kencan dan imbalan rupiah yang sudah disepakati, meskipun awalnya enggan mengungkap cerita dibalik kemolekan tubuh mereka akhirnya bersedia berbagi pengalaman dengan janji tidak mengekspose nama dan alamat mereka.
Syarat yang diajukan itupun ternyata menarik bagi penulis, pasalnya mereka tidak mau nama dan alamat mereka ditulis sementara pada satu sisi mereka menjual tubuh untuk memenuhi kebutuhan hidup agar terlihat berkelas dan bergaya moderen, apa alasan mereka mengajukan syarat tersebut?.
Dari bibir manis sang gadis (sebut saja Melati),yang mengaku masih berstatus sebagai mahasiswi pada salah satu Perguruan Tinggi di Kutacane itu terlontar satu kalimat yang mengakui jika apa yang dilakukannya diluar sepengetahuan orang tuanya.
“Di luar sepengetahuan ortu,” katanya, pengakuan ini sungguh sangat diluar dugaan, dengan sangat hati-hati Melati melakoni aktifitas ilegalnya hanya untuk mendapatkan sanjungan semata dari sesama teman-teman sepergaulannya karena mampu menyuguhkan keserasian antara penampilan dengan perkembangan zaman.
Satu pengakuan yang juga tidak kurang fantastis dan menjengahkan dari gadis yang memiliki tubuh seksi dengan bentuk gitar spanyol, Melati juga kerap memberikan hasil keringatnya dalam melayani lelaki hidung belang kepada orang tuanya.
“Melihat ibu yang sangat capek memikirkan biaya sekolah adik-adik saya bahkan biaya kuliah saya,membuat saya tidak tega, sedangkan ayah hanya bekerja serabutan dengan penghasilan yang tidak menentu sehingga ibu harus membantu mencari uang dengan berjualan nasi kecil-kecilan. “Saya sering memberikan uang kepada ibu, tapi ibu tidak tahu darimana saya mendapatkan uang itu,” ungkap Melati.
Uang itu menurut Melati mampu menutupi kebutuhan hidup keluarganya disamping penghasilan ibunya, ironisnya sang ibu malah tidak pernah bertanya kepada Melati darimana uang tersebut didapat padahal Melati diketahui ibunya belum bekerja dan masih kuliah.
Sangat mengejutkan,sebuah pengakuan lain juga meluncur dari balik bibir sensual Melati, pengakuan itu seakan tak mampu disembunyikan dibawah lidahnya, karena disebutkan ayahnya yang bekerja serabutan sama sekali tidak pernah bertanya dan tidak pernah mencari tahu tentang kelakuan Melati.
Mungkinkah sang ibu yang disebutkan tidak tahu itu benar-benar tidak tahu kegiatan anaknya atau hanya berpura-pura tidak tahu karena adanya setoran dari Melati, Kura-Kura dalam perahu.
Untuk tetap menjaga rahasia siapa dirinya yang sebenarnya, Melati pun memiliki trik tersendiri dalam melayani lelaki hidung belang. Melati tidak sembarangan menerima panggilan, dia hanya menerima pesanan dari kalangan tertentu dan orang-orang tertentu saja.
“Tidak semua orang yang menelepon saya langsung saya ladeni, untuk tetap menutupi siapa saya sebenarnya, saya hanya menerima ajakan dari kalangan tertentu dan orang yang tertentu juga, meskipun yang menelepon orang berduit tapi saya tetap mengaku salah sambung jika si penelepon belum pernah saya kenal sebelumnya,” kata Melati seraya mengotak atik huruf-huruf di BB nya.
Disinggung apakah Melati hanya mau diajak berkencan oleh mereka yang sudah pernah atau sudah lama saling kenal?, dikatakan tidak semua yang belum pernah kenal ditolak, ada juga yang baru kenalan beberapa hari namun tawaran kencan langsung diterima karena ada semacam perasaan yang menilainya,.
”Kalau penilaiannya cocok ya langsung terima, yang penting mampu menutupi kebutuhan saya dan memuaskan saya, apa yang saya inginkan seperti Handphone merk terbaru jika saya suka bisa saya beli, toch saya lakoni semua ini bukan di lokalisasi, ikut arus globalisasi dan arus informasi yang canggih aja bang,” ungkap Melati. (Bersambung)
– Mengungkap Prostitusi Terselubung Di Aceh Tenggara (bag.1)