Takengon-LintasGayo.co : Ceh Kelop Didong Sriwijaya, Kenawat Lut, yang terkenal dengan lantunan Lime Manis Gayo nya, Ali Imran, mengaku kecewa melihat ulah para seniman musik di Gayo yang seenaknya mengarransement musik dengan memakai lagu didong.
“Didong kesenian khas Gayo, namun kenapa mereka (seniman musik) membuat musik seenak hatinya, yang membuat nilai dari lagu didong tersebut berubah,” ucap Ali Amran, Sabtu 4 Juli 2015 di perumahan seniman Blang Bebangka, Pegasing, Aceh Tengah.
Dia melihat, lirik-lirik didong yang digubah musiknya oleh seniman-seniman yang dia sebut seniman kacang goreng.
“Mereka punya usaha keyboard, ingin membuat musik yang menggunakan lagu didong, tapi enggak jelas arah musiknya kemana. Mereka itu yang saya sebut seniman kacang goreng. Buat klip nya juga enggak nyambung, itu yang saya sedihkan,” ujar Ali Amran.
Hal senada juga disampaikan salah seorang ceh lainnya dari kelop Kemara, Syukri S Gobal. Dia berharap, seniman-seniman kacangan seperti itu tadi tidak lagi memproduksi lagu-lagu didong yang digubah musiknya asal jadi, hanya untuk kepentingan sesaat saja.
“Itu hanya untuk kepentingan sesaat, mereka cari uang dari situ, namun makna dari lagu didong berubah lantaran musik nya yang aneh. Segera hentikan itu,” ajaknya.
Dia juga tak menapik, bahwa ada beberapa musisi muda di Gayo yang paham makna dan esensi dari lagu-lagu didong yang dibuat para ceh-ceh terdahulu.
“Sebagian musisi muda di Gayo sudah paham arti dari makna didong itu, sehingga mereka menggubah musiknya sangat bagus. Saya suka itu, ini yang kita harapkan. Karena lirik didong berisi pesan dan nasehat,” kata Syukri S Gobal.
(Darmawan Masri)
