Jakarta-LintasGayo.co: Tokoh Muda Aceh di Jakarta Teuku Azril mengatakan, dokter Zaini Abdullah telah melakukan malpraktek terhadap Aceh, dan tidak berhasil mengeluarkan penyakit berbahaya dalam tubuh Aceh.
Statemen itu disampaikan Azril pada acara buka puasa bersama Menteri Perekonomian Sofyan Jalil di Plaza Mandiri SCBD Jakarta 21 Juni 2015 lalu. Pada kesempatan itu, Teuku Azsri juga menyampaikan apabila dokter Zaini pernah disebut wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf sebagai Dokter Manusia, bukan dokter binatang.
“Mantan panglima GAM itu teriak dihadapan masa, ini bukan dokter binatang ya. Riuhlah massa yang memadati stadion H. Murtala Banda Aceh, ” ruah bandum ” ribuan masa memberikan applause,” ungkap putra Aceh kelhiran Singapore tersebut.
Disebut Asril yanmg pernah dibully nitizen Aceh karena menyerukan menjaga keutuhan NKRI ini, ketika itu Fachrul Razi sebagai juru bicara Partai Aceh tertawa ria pertanda senang dengan sindiran Pimpinan Partai Aceh Muzakir Manaf, tentu sindiran itu untuk Irwandi Yusuf mantan Gubernur Aceh yang menjadi pesaing mereka pada Pilkada lalu.
“Ini orang bukan hanya bisa mengobati penyakit manusia, tapi juga mengerti penyakit Aceh. kata Muzakir Manaf pada waktu itu,” jelasnya lagi.
Menurut Azril Penyakit Aceh itu sudah pada level-stadium parah, jika rakyat Aceh tidak bisa mencarikan dokter spesialis untuk mengobati penyakit Aceh. Maka Aceh akan tinggal nama.
“Jadi pada saat pemilihan dokter ke depan, rakyat Aceh harus memilih dokter yang tepat untuk Aceh, jangan asal pilih dokter. Saran saya pada rakyat Aceh, untuk 2017 rakyat Aceh harus hati-hati memilih dokter, persoalannya penyakit Aceh butuh penanganan serius,” kata Azris.
Untuk itu, Rakyat dihimbau Jangan mengulangi kembali, carikan dokter yang tepat untuk Aceh. biaya pengobatan yang diberikan Pemerintah Pusat sangat besar, Aceh pasien prioritas.
“Semoga Aceh lekas sembuh. saya merindukan Aceh. Biaya besar dari Pemerintah Pusat cukup untuk mengobati Aceh. carikan dokter untuk Aceh, dimana resep racikan dokter itu ampuh dan bisa mengobati Aceh,” demikian Teuku Azril. (rilis)
