Puasa dan Kebahagiaan

oleh

Mutiara Ramadhan Bersama LintasGayo.co (2)

Catatan : Muhammad Nasril

Muhammad-Nasril_okPUASA merupakan salah satu kewajiban bagi umat Islam pada Bulan Ramadhan, kewajibannya sangat jelas berdasarkan dalil dari Al-Qur an, Hadits dan Ijma’. Sehigga pada bulan yang penuh berkah ini semua umat Islam yang Mampu, Baligh dan Berakal,  berpuasa di siang hari, kecuali mereka yang sedang  ada alasan Sya’ri saja yang tidak berpuasa, seperti Sakit, Musafir, Haidh dan alasan-alasan Syar’i lainnya. Namun masih banyak kita dapatkan disekitar kita mereka yang sehat, tidak musafir, tidak sedang Haidh tapi mereka tidak berpuasa, bisa saja mereka mungkin “Gila” atau belum Baligh walaupun sudah tua.

Perintah kewajiban untuk melaksanakan puasa dipakai dengan Uslub yang sangat dalam yaitu dengan seruan dalam Surat A-Baqarah ayat 183 “Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa” (Qs.Al-Baqarah:183) jadi, sadar atau tidak bahwa puasa ini memiliki nilai yag lebih dan keutamaannya di sisi Allah SWT.

Sehingga Puasa Ramadhan merupakan amalan yang paling utama dan juga merupakan salah satu sebab seseorang mendapatkan ampunan dari Allah SWT, puasa sebagai madrasah ketakwaan dalam diri seseorang, tempat belajar keikhlasan, kesederhanaan dan penghambaan diri kepada Allah SWT sehingga menjadi orang yang bertaqwa, sebagaimana isyarat Al-Quran ketika berbicara kewajiban puasa, yaitu “ la’allakum tattaqun”.

Terdapat banyak riwayat yang membahas mengenai seputar keutamaan ibadah puasa Ramadhan sebagai penggugugr dosa-dosa yang telah lalu, seperti dalam Sabda Rasulullah SAW “Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan landasan iman dan berharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah berlalu akan diampuni.”. ( HR. Bukhari) Dalam kesempatan yang lain Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa ibadah puasa ini benar-benar penghubung langsung antara seorang dengan Tuhannya, ia menjadi tempat untuk melatih keikhlasan sehingga puasa menjadi ibadah yang begitu mulia karena langsung dinilai atau dibalas oleh Allah SWT. Seperti diriwayatkan dalam sebuah hadits Qudsi :

Setiap amal manusia adalah untuknya kecuali Puasa, sesungguhnya (puasa) itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya “ ( HR Ahmad dan Muslim).

Jadi, Pada saat puasa, kita menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkankan puasa baik hal tersebut pada dasarnya halal atau memang hal-hal yang di haramkan walaupun bukan karena Puasa, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat berpuasa sebagai ibadah kepada Allah SWT. Selain menjaga hal-hal yang membatalkan puasa juga harus menjaga hal-hal yang dapat mengurangi kualitas dari ibadah puasa tersebut agar tidak hanya lapar dan haus saja yang didapatkan. Inti dari perintah puasa tersebut menjadikan manusia semakin bertakwa kepada Allah SWT, ia belajar bersabar menahan dari hal-hal yang dapat membatalkan, menahan dari perkataan keji, dusta, gosip, ghibah dan lain-lainnya yang tidak bermanfaat, akan tetapi melakukan sebaliknya dengan mengganti dengan amalan-amalan yang bermanfaat.

Perintah puasa itu kadang terasa berat, tapi semua akan mudah dan indah ketika benar-benar mengharap keridhaan Allah SWT, menjalani penuh dengan keikhlasan dan ibadah puasa ini tentu memiliki hikmah yang besar, karena setiap sesuatu yang disyariatkan Islam pasti ada hikmahnya, kadang hikmah tersebut dapat diketahui atau langsung nampak dan ada pula yang tidak diketahui. Namun ada satu hikmah yang luar biasa dalam ibadah puasa yaitu tentang kebahagiaan dan kegembiraan, kalau yang nampak yaitu di dunia pada saat ia berbuka dan di akhirat pada saat berjumpa dengan Allah SWT. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadits “Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan, kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya”  (HR. Bukhari dan Muslim)

Inilah sebenarnya yang dinantikan seorang hamba,  puncak dari kebahagiaan dan janji Allah kepada orang yang berpuasa, yaitu mendapatkan kemuliaan tersendiri bertemu dengan Allah SWT.  Amal dari ibadah puasa kita sebagai washilah untuk mendapatkan impian setiap mukmin sejati.

Untuk itu kesempatan yang sangat  indah ini semestinya tidak disia-siakan,  marilah bersama meningkatkan kualitas  ibadah puasa kita dengan terus menjaga semangat dan kekhusyukannya, jangan sekedar melepaskan kewajiban, karena dalam Puasa ada dua kebahagiaan, berbahagialah bagi mereka yang benar-benar menjalani ibadah puasa sesuai dengan tuntunan dan menjaga kualitasnya.[]

*Penghulu di Nisam Aceh Utara

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.