Lepat Megang Ulung Ni Awal Kékén

oleh

[Puisi ] Zuhra Ruhmi Binti Zain

 

Lepat Megang Ulung Ni Awal Kékén 

Sesi ke ulung ni awal Kékén si lemi
Lemi ni ulung gere tertunin
Selo ke die kase i gunen kin pembalut ni lepat megang
Nge musapat bewené alat
Sesi ke keramél si lemak lungi
Si nguk i gunen kin tukeni lepat megang
Nume tine lepat rasa é si munantin  megang
Bajik, gelime, awal mude
Nge bededik kati mujadi cecah pasa
kin bebuke pertama
Beta léng ni tetue kati enti sakit tuke

 

Daun Awal Kékén

Yang manakah daun awal Kékén yang dari pucuk
Lembut daun tak tersembunyikan
Kapankan akan digunakan untuk pembalut lepat megang
Semua peralatan telah berkumpul
Dari kelapa yang menyimpan lemak manis
Yang dapat dijadikan isi perut lepat megang
Bukan saja rasa lepat yang menunggu  megang
Mutik nangka, jambu klutuk, pisang muda
Berkejaran ingin menjadi cecah pasa
Sebagai bukaan pertama
Demikian kata orang-orang tua agar tidak sakit perut

 

Ulung Ni Awal Kékén

Where is the soft leaf of Kékén’s banana
Softening leaf is not be hidden
It be used for covered up lepat in first day of in feasting
All of the tool has been closed
Which the coconut sweet-milk
An able to use for insiding on of lepat for first day of feast
Neither only lepat for waiting test
But jack fruit of forthcoming, guava, and banana raw
It has been running up to become the feasting spices-meal
for breaking open  of the first feast
Here they are the elders saying so not to stomach ill
The leafs of Keken’s banana

 

ANTOLOGI-PUISI-3-BAHASA.-INDONESIA-GAYO-INGGRIS* Dari judul asli “Ulung Ni Awal Kékén” yang dipetik dari Buku Antologi “PASA” tiga bahasa (Gayo, Indonesia, Inggris) The Gayo Institute (TGI), 2012. Diterjemahkan kedalam bahasa Gayo oleh  Aman Ine Salvani Renggali, SY (Indonesia-Gayo, Gayo-Indonesia), Joni MN Aman Rima (Indonesia-Inggris).

zuhra_1

Zuhra Ruhmi Binti Zain adalah perempuan pertama yang menjadi Ketua Umum organisasi mahasiswa (Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah) IPEMATA Banda Aceh sejak didirikan beberapa puluh tahun silam. Aktif disejumlah organisasi keagamaan, kemahasiswaan dan organisasi sosial kemasyarakatan serta asisten peneliti pada The Gayo Institute (TGI). Anak sulung dari empat bersaudara pasangan Zainuddin Aman Zuhra dan Hasanah Inen Zuhra ini lahir pada 27 September 1991di Takengon, motto hidupnya “terus melakukan perubahan meski perubahan tidak membawa kesuksesan, tetapi tidak ada kesuksesan tanpa diawali perubahan”. Alumnus UIN Ar-Raniry ini menekuni dunia tulis menulis sejak tahun 2001, sebagian dari karyanya terpublikasi melalui media online. Saat ini mengabdikan diri sebagai tenaga pendidik di Takengon dan wartawan LintasGayo.co serta Tabloid Lintas Gayo.

 

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.