
Takengon-LintasGayo.co : Salah seorang pengusaha batu mulia jenis akik dan giok di Takengon, Aceh Tengah, Edi Saputra atau biasa disapa Edi Linting mengatakan masa batu mulia di Gayo tidak akan pernah pudar dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan.
“Siapa bilang giok Gayo tak lagi bergiwang, bahkan menurut saya giwang nya baru saja dimulai,” kata Edi Linting mengistilahkan bergiwang dengan masa batu mulia di Gayo baru saja di mulai dan tak akan pernah redup.
Dia menyadari bahwa booming batu mulia di Gayo saat ini tidak lagi seperti tiga-empat bulan lalu. Dimana pada saat itu, semua kalangan hangat membincangkan batu mulia di setiap sudut kota hingga pelosok daerah Gayo.
“Kalau tiga-empat bulan lalu, yang booming batu memang semua masyarakat dan semua kalangan, perlahan itu redup karena kebanyakan dari masyarakat bukan pecinta batu mulia melainkan hanya ikut-ikutan saja,” kata Edi Linting, Jum’at 29 Mei 2015 di Simpang Lima Cafe.
Saat ini, sambungnya lagi, batu mulia hanya dimainkan oleh kalangan penggemar dan pehobi saja. Hal itu menurutnya akan menjadi keuntungan tersendiri bagi para petani batu dan para pedagangnya.
“Kalau pecinta dan pehobi batu mulia, tentu barang yang dicari bukan barang sembarang, otomatis barang kelas wahid. Harganya otomatis akan meningkat, sehingga akan menimbulkan dampak positif bagi petani dan pedagang. Selain itu lingkungan juga akan aman dari ekspolasi besar-besaran atau bahkan tak terkendali. Jadi siapa bilang batu mulia di Gayo tak bergiwang lagi?. Justru ini baru masih dimulai,” demikian Edi Linting.
Terpisah, pebisnis batu permata Gayo, khususnya jenis Giok Solar dan Lumut, Edy Tebe menyatakan dirinya belum ada niat berhenti berdagang mata cincin Giok Gayo solar dan lumut. “Permintaan masih tetap tinggi untuk pasar luar Aceh Tengah, dalam sepekannya saya kirim mata cincin 2 hingga 3 buah ke luar daerah,” ujar Edy Tebe.
Menurutnya, Giok di Gayo takkan ada lagi istilah redup, “Sampai akhir dunia, Gayo tetap masuk daerah asal Giok berkelas, solar dan lumut, yang turun demamnya saja,” tandas Edy Tebe.[]
(Darmawan Masri)