Takengon-LintasGayo.co : Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tawar menaikkan tarif dasar air bersih secara tiba-tiba tanpa memberitahu pelanggan terlebih dahulu. Akibatnya, sejumlah pelanggan melayangkan protes terkait kebijakan yang dinilai adanya penyimpangan dalam setiap penagihan, karena debit air yang dipakai tak sebanding dengan jumlah yang dibayarkan.
“Kami curiga ada penyimpangan dalam penagihan ini. Soalnya makin lama pembayaran makin besar, padahal pemakaian air tidak begitu. Dalam sehari hanya dua jam air mengalir ke rumah kami,” sebut warga Kebayakan, Yusuf, kepada LintasGayo.co, Sabtu 25 April 2015.
Dia mencontohkan, di bulan Januari dan Februari, pembayaran air bersih di rumah yang di sewa nya di Kabayakan sama. Namun pada bulan Maret pembayaran mengalami kenaikan lima kali lipat, padahal seharusnya pembayaran akan tetap sama. Saat membayar Yusuf mengaku terkejut. “Anehkan. Pemakaian sama, tetapi pembayaran meningkat,” ucapnya.
Sebelumnya, pembayaran tagihan air setiap bulannya hanya sekitar Rp 115.000-150.000. Tetapi dua bulan terakhir yakni sejak Maret- April mencapai Rp 692.000 ribu. “Kami tidak tahu mengapa bisa seperti itu. Ini yang kami pertanyakan,” tandasnya.
Senada dikeluhkan pelanggan lainnya, Bina. Menurutnya, pihak PDAM Tirta Tawar Takengon harus menjelaskan secara transparan bagaimana teknis pembayaran tagihan. “Kami mau tahu seperti apa perhitungan pembayaran tagihan PDAM. Mohon dijelaskan agar tidak ada opini buruk masyarakat terhadap kinerja pegawai PDAM. Mengapa bisa pembayaran naik sementara pemakaian air hanya sedikit,” ucapnya bernada kesal.
Disamping itu, Arpiansyah warga kebayakan, menyayangkan atas kejadian ini, menurutnya hal ini seperti pemerasan. Lebih murah membeli air galon isi ulang dari pada pemakaian air dari PDAM. ” Anggap saja sehari makan dan minum menghabiskan 10 liter air, atau dua galon air isi ulang, modal yang dikeluarkan hanya 10 ribu rupiah, kalikan 30 hari hanya 300 ribu,” urai Apriansyah yang kesal terhadap pelayanan Tirta Tawar.
Sementara Direktur PDAM TirtaTawar, M Daud belum memberi keterangan resmi soal keluhan pelanggan. Namun, dua seorang pegawai mengatakan, pembayaran tagihan berdasarkan jumlah meteran yang dipakai pelanggan.
“Pembayaran berdasarkan jumlah meteran. Kalau pemakaian besar, otomatis pembayaran juga besar,” ucap dua petugas wanita yang merupakan karyawan PDAM Tirta Tawar saat menagih pembayaran rekening di Cafee Bayakmi Kupi.
Ditanya mengapa pembayaran bisa melonjak sementara penggunaan air lebih sedikit dibanding bulan sebelumnya, dia mengaku tidak tahu. “Kalau itu saya kurang tahu, yang jelas pembayaran itu berdasarkan besarnya penggunaan air,” singkatnya seraya berlalu.
(Maharadi | DM)





