
Takengon-LintasGayo.co : Geliat perbincangan batu mulia jenis akik dan giok di Takengon akhir-akhir ini dirasakan meredup. Hal itu dirasakan juga oleh para pengrajin batu mulia. Salah satunya adalah Islamuddin Dika, seorang pengrajin di Kampung Belang Bebangka, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah.
“Saya rasakan akhir-akhir ini geliat batu mulia mulai meredup, hal itu ditandai dengan semakin berkurangnya orang-orang yang datang mengasah kemari, dan banyak barang jadi yang belum diambil oleh pemiliknya,” kata Islamuddin Dika, Kamis 19 Maret 2015 dini hari.
Meski geliat batu mulia mulai meredup, dia menyangkal booming batu mulia di Tanoh Gayo telah habis masa. “Masa batu mulia di Gayo belum habis dan masih terlalu dini mengatakan masanya sudah habis, menurut saya bahkan belum booming,” ungkapnya.
Dia pun mengaku omzet nya berkurang beberapa pekan terakhir, hal itu dikarenakan tidak diambilnya barang yang sudah jadi dan kurangnya orang yang datang untuk mengasah.
“Alasannya hanya satu masyarakat mengaku tidak memiliki uang,” kata Islamuddin yang telah melakoni pekerjaan sebagai pengrajin batu mulia sejak beberapa bulan ini.
Dia pun beranggapan, kondisi ekonomi masyarakat tersebut diakibatkan belum berjalannya Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten (APBK) Aceh Tengah, walaupun beberapa waktu lalu telah disahkan sebesar 1 Triliun rupiah lebih oleh DPRK.
“Menurut saya keadaan ekonomi masyarakat dipengaruhi oleh APBK, jika belum berjalan masyarakat susah mendapatkan uang. Kan belum nyampe sebulan APBK disahkan, jadi ini kondisi yang sulit bagi masayarakat,” terangnya.
Kondisi tersebut, menurutnya lagi tidak hanya dirasakan oleh pengrajin batu mulia saja, melainkan hampir diseluruh pusat ekonomi masyarakat dapat dipastikan terganggu.
“Coba survey ke toko-toko pakaian dan lainnya, apa mereka juga merasakan yang sama, saya kira pasti begitu,” kata Islamuddin menimpali.
Dia percaya, jika APBK Aceh Tengah telah berjalan kondisi sulit tersebut akan segera teratasi, dan booming batu mulia baru akan segera dimulai.
“Jika APBK belum berjalan, hanya kolektor-kolektor batu mulia yang punya modal besar saja saat bisa membeli batu mulia. Sedangkan masyarakat biasa pasti akan meredup sedikit. Nanti begitu APBK Aceh Tengah berjalan, situasi ini akan normal kembali, dan booming batu mulia di tanoh Gayo baru akan dimulai,” demikian kata Islamuddin Dika.
(Darmawan Masri)