Demam batu mulia di Gayo akhir-akhir ini semakin gencar. Hampir semua kalangan baik tua maupun muda membicarakan batu mulia jenis Giok di Gayo. Baik diwarung kopi, instansi pemerintahan, pasar, dan tempat dimana masyarakat banyak berkumpul.
Fenomena masyarakat Gayo yang mulai menggemari batu mulia, telah memberi dampak pada perputaran ekonomi dan aktivitas masyarakat. Hal itu terjadi di negeri Gayo, yang ternyata selain memiliki kopi arabika terbaik di dunia juga menyimpan batu alam terbaik nomor dua di dunia.
Aktivitas masyarakat yang berkaitan dengan batu mulia ini, ikut digemari hampir semua kalangan. Ada yang begelut sebagai pebisnis, petani batu mulia (penambang) dan ada juga yang sekedar kesukaan semata dan juga menjadi bisnis sampingan. Kesemuanya itu menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat Gayo.
Tak jarang masyarakat Gayo mulai melirik bisnis ini sebagai salah satu penghasilan sampingan. Seperti yang dilakukan oleh seorang tokoh muda Gayo, Yunadi HR.
Awalnya mantan Ketua Panwas Kabupaten Aceh Tengah ini sedikit pun tak bergeming terdapat batu mulia. Melihat kondisi batu mulia mulai menjanjikan, dari awal pemesan seorang rekan yang berada di luar daerah, dia berinisiatif menjadikan batu mulia Gayo sebagai cinderamata (souvenir) bagi teman-temannya di luar daerah.
“Awalnya satu rekan yang meminta dikirimin batu Giok Gayo ke Jakarta, dia mengirimkan uang, dan saya pun mengirim kesana, dan ternyata pesanan semakin banyak,” kenang Yunadi sambil mengatakan bahwa kejadian tersebut berlangsung sekitar sebulan lalu.
Kepada LintasGAYO beberapa waktu lalu Yunadi mengatakan, berawal dari hal itulah dia pun mulai mengirim batu-batu yang sudah dijadikan perhiasan ke luar daerah. Disamping menguntungkan, juga menjaga silaturahmi dengan rekan-rekan.
Saat ini, tak terhitung sudah batu mulia yang dipesan melaluinya, hanya berbekal jaringan online dan jejaring sosial seperti BBM dia pun mengupload foto-foto perhiasan yang terbuat dari batu mulia ke grup-grup BBM miliknya.
Dari foto-foto yang di upload nya itu, banyak rekan yang merupakan sahabat waktu kuliah, jaringan alumni GMnI dan organisasi nasional yang digelutinya, berminat membeli kepada Yunadi. Dengan tarif wajar namun menguntungkan dia pun mengirimkan barang-barang yang dipesan.
“Harganya cukup terjangkau bagi kawan-kawan, saya menjual hanya dibawah satu juta Rupiah saja, jika cocok uang nya dikirim terlebih dahulu dan baru saya mengirimkan barangnya kepada yang bersangkutan,” kata Yunadi.
Harga wajar bagi Yunadi, adalah untuk menarik peminat pelanggannya yang berasal dari pulau Jawa seperti Jakarta, Semarang, Bandung, Jawa Timur dan lainnya. Selain itu juga untuk lebih memperkenalkan souvenir (cinderamata) dari bumi Gayo yang disukai banyak kalangan. Dan yang terpenting baginya adalah mempererat tali silaturahmi antara sesama rekannya itu.
Walau melakoni bisnis online menjual batu mulia ke luar daerah, Yunadi juga berharap keterlibatan pemerintah, bukan saja dalam hal regulasi, melainkan ada keterlibatan pemerintah dalam mendatangkan ahli-ahli batu mulia ke Tanoh Gayo, sehingga ada upaya inventarisir jenis-jenis batu mulia di Gayo.
Selain itu, pelatihan-pelatihan kepada pelaku bisnis dibidang batu mulia ini perlu diperhatikan. Sehingga, barang yang dihasilkan tidak semata-mata hanya dalam bentuk cincin, gelang dan liontin saja. Akan tetapi bisa dalam bentuk souvenir lainnya, guna menambah nilai dari barang tersebut.
“Selain kerawang dan kopi arabika Gayo yang menjadi souvenir andalan di Gayo saat ini, akan ada juga souvenir yang terbuat dari batu mulia Gayo. Karena seni batu, bisa dibuat berbagai bentuk dan corak serta kegunaan dengan nilai seni yang tinggi, maka bisa dipastikan souvenir yang terbuat dari batu mulia Gayo akan ramai dicari,” demikian Yunadi.
(Darmawan Masri)





