Takengon-LintasGayo.co : Penanganan kerusakan akibat gempa yang melanda dataran tinggi Gayo pada 2 Juli 2013 lalu, masih belum sepenuhnya tuntas. Bencana yang mengakibatkan beberapa orang meninggal dunia, ribuan rumah warga tak dapat dihuni, hingga menghancurkan fasilitas umum salah satunya adalah sekolah dimana disana adalah tempat belajar siswa dan siswi.
Pembangunan sarana sekolah yang hancur dari dampak gempa 2 Juli 2013 lalu, sebagian sudah terlihat. Sekolah-sekolah yang berafiliasi kepada Dinas Pendidikan sebagian besar sudah melakukan pembangunan kembali, meski sebagiannya lagi tengah dalam proses. Kondisi tersebut berbeda dengan sekolah-sekolah yang berafiliasi pada Kementerian Agama seperti madrasah. Hingga saat ini proses pembangunannya masih akan ditentukan pada 25 Februari 2015 mendatang.
Kepala MTsN Ratawali, Drs. Abd Rahman, kepada LintasGayo.co, Senin 23 Februari 2015, mengatakan belum dapat memastikan kapan dibangunnya madrasah di Aceh Tengah. Selama ini, siswa madrasah yang dipimpinnya masih belajar di bangunan darurat.
“Selama hampir dua tahun ini kami belajar di bangunan darurat. Lokasi madarasah pun dipindahkan untuk sementara, semula berada di Kampung Ratawali Kecamatan Kute Panang saat ini sementara dipindah ke Kampung Telege Atu Kecamatan Kebayakan,” terang Abd. Rahman.
Dia juga mengatakan, titik terang pembangunan madrasah yang terkena gempa baru bisa dipastikan setelah penandatanganan MoU antara Kementerian Agama bersama LPDP sebagai pihak pembangunan dan disaksikan oleh Kanwil Kementerian Agama dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tengah pada 25 Februari nanti di Jakarta.
“Setelah MoU di sepakati, baru proses pembangunan akan dilaksanakan. Namun, hingga saat ini saya kurang paham kapan kepastian pembangunan akan dilakukan, yang jelas berdasarkan MoU yang akan disepakati tersebut pembangunan akan berlangsung tahun ini,” terang Abd. Rahman.
Dia juga tidak mengetahui perihal, keterlambatan pembangunan madrasah yang terkena gempa di Aceh Tengah, padahal sekolah umum yang berafiliasi kepada Dinas Pendidikan dana pembangunannya sudah ada yang dicairkan oleh LPDP, dan bahkan sebagian sekolah sudah siap digunakan kembali.
“Penyebabnya juga saya tidak tahu, yang pasti kami menginginkan pembangunan segera dilakukan, agar aktivitas belajar mengajar siswa tidak terganggu lagi,” demikian Abd. Rahman.
(Darmawan Masri)