Sere wangi merupakan salah satu komoditi andalan bagi sebagian masyarakat Gayo Lues. Tak heran, komoditi ini sangat diharapkan sebagai mata pencaharian warga dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Setiap hari seorang petani Sere wangi di Gayo Lues terkhusus di Kecamatan Blangjerango bisa menghasilkan 800 gram dalam satu kali penyulingan. Dalam sehari bisa mencapai delapan kali.
Dengan kondisi itu, tentunya sangat menguntungkan bagi masyarakat. Seperti yang diungkapkan aman Burhan seorang petani sere wangi, Minggu 15 Februari 2015.
Dia menceritakan dalam sehari 16 Kg minyak bisa dihasilkan oleh seorang petani. Harga jual perkilo nya bisa mencapai 150 ribu hingga 170 ribu Rupiah. Harga minyak asiri (sere wangi dan nilam) sangat tergantung terhadap harga nasional bahkan internasional. Hal itu dikarenakan hasil minyak sere wangi dari Gayo Lues hanya dijual ke Sumatera Utara.
“Dari daerah itulah baru dikirim ke daerah lain bahkan ke luar negeri,” kata aman Burhan.
Minyak sere wangi menurut aman Burhan dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan parfum dan juga digunakan sebagai bahan lainnya.
Dia juga menceritakan, dalam satu hektar pemanenan sere wangi tak pernah habis. Sedangkan perawatannya sangat mudah dan tak perlu mengeluarkan biaya besar.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Gayo Lues, Drs, Ridwan mengatakan dalam seminggu Gayo Lues bisa menghasilkan enam ton minyak.
“Dalam kondisi tertentu, Gayo Lues bisa menghasilkan 16 ton minyak sere wangi per minggu,” kata Ridwan.
Tahun 2014, tambahnya lagi, uang masuk ke Gayo Lues yang berasal dari hasil penjualan minyak asiri (sere wangi dan nilam) menxapai 159 M. “Tentu dengan pencapaian itu, masyarakat Gayo Lues akan lebih sejahtera,” demikian M. Ridwan.
(Anuar Syahadat | DM)
