Tulis Autobiografi Gecik Tue Mongal hantar Maryana jadi sarjana

oleh

Maryana Malik - CopyMaryana Malik akhirnya dapat tersenyum girang. pasalnya ia telah mampu melakukan dua langkah besar sekaligus dalam hidupnya. Pertama menjadi sarjana sebagaimana impiannya dan harapan kedua orang tuanya. Kedua ia mampu dan menyelesaikan penelitian ilmiyahnya tentang biografi seorang tokoh Gayo dalam bidang adat, budaya dan kesenian.

Putri dari  (Ama) Abdul Malik  dan (Ine) Wardiana yang lahir di Takengon pada tanggal 26- April 1992 ini berhasil menyelesaikan penelitian panjangnya tentang hidup dan ketokohan Gecik Tue Mongal dalam bentuk skripsi.

“Alhamdulillah, penulisan biografi Gecik Tue Mongal telah menghantarkan saya menjadi sarjana”, kata Maryana Malik sambil tersenyum ceria ketika bertamu kerumah salah seorang dokumentator buku-buku Gayo di Takengon belum lama ini.

Ana, panggilan akrap Maryana Malik telah dinobatkan secara akademis sebagai Sarjana Sejarah di Universitas Sumatera Utara (USU) pada tanggal 25 November 2014 yang lalu.

Menurut Marya Malik, Gayo sebenarnya merupakan sebuah suku yang unik, berbeda dengan daerah Aceh lainnya. Baik itu budaya maupun dari segi sejarahnya. Sejarah Gayo ini sebenarnya banyak berkaitan dengan budayawan ataupun seniman. Jika kita perhatikan setiap syair yangg diciptakan selalu menyangkut dengan kondisi wilayah, baik itu bencana maupun konflik yg terjadi. Sementara itu saat ini banyak pemuda-pemudi yang tidak mengetahui budaya dan adat Gayo yang sangat kita banggakan, jelas Marya Malik ketika ditanya mengapa tertarik meneliti riwayat hidup H. Abdullah M alias Gecik Tue Mongal.

Oleh karena itu, lanjutnya kita selaku masyarakat yangg berperadaban seharusnya menyadari hal-hal yang vital dan dapat kita jadikan sebagai pambelajaran melalui tulisan sejarah. Agar kita tidak menyia-nyiakan waktu, karena sedetik waktu berlalu sedetik pula harapan hilang. Demikian sebagian argumen Maryana Malik yang mengaku draf penelitiannya akan dibukukan oleh lembaga The Gayo Institute (TGI), sebuah lembaga yang konsisten mendokumentasikan dan mempublikasikan kekayaan peradaban Gayo.

Gadis manis yang pernah aktif di organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) priode 2009-2010 mengaku banyak terinspirasi dari karya-karya syair Gecik Tue Mongal.

Bile muningket ko sara tangkah kin jema tue, buet enti berubah enti tenege terjah urum empah. Kati mutuah ko tudung payung”. Oyale pesan ken kite si taring ari awan Abdullah si nge mulo ulak ku Tuhen, kata Marya dengan megutip falsafah dari syair Gecik Tue Mongal.

Maryana Malik mempunyai hobi membaca dan travelling. Riwayat pendidikannya dimulai dari Sekolah Dasar (SD) Buntul Kubu pada Tahun 1998-2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri No. 1 Takengon Tahun 2004-2007 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri No. 4 Takengon pada Tahun 2007-2010 hingga berhasil menyelesaikan kesarjaannya di Universitas Sumatera Utara  (USU) Medan.

Sebagai generasi muda Gayo Maryana Malik  berharap agar tokoh-tokoh seperti H. Abdullah M ini tidak dilupakan, terutama dari segi dedikasi, karya dan kecintaannya terhadap kekayaan budaya Gayo. Justru karena itu  hasil penelitian ini menjadi sangat perlu untuk dibukukan, jelas Maryana Malik yang berencana tahun ini juga akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang Pascasarjana. [Salman Yoga S]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.