Kata Aktivis Lingkungan di Gayo Soal Perburuan Reje Bujang

oleh

IsranuddinTakengon-LintasGayo.co : Diamankannya delapan senjata api (senpi) laras panjang beserta tujuh pemiliknya yang dipergunakan untuk memburu burung langka dan dilindungi undang-undang, Reje Bujang atau dalam bahasa indonesia dikenal dengan Rangkong Badak, diapresiasi oleh aktivis lingkungan di tanoh Gayo.

Ketua LSM Tajuk, Isranuddin Harun, Sabtu 31 Januari 2015 mengatakan bahwa perburuan binatang langka di wilayah pedalaman Gayo memang gencar dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

“Kami mengapresiasi aparat Kepolisian Polres Gayo Lues yang mengamankan senpi dan pemiliknya. Senpi itu digunakan memburu Reje Bujang, dan itu binatang langka dan dilindungi,” jelas Isran begitu membaca pemberitaan LintasGayo.co.

Menurutnya pembersihan senpi untuk berburu binatang langka memang harus dilakukan segera, jika tidak bukan hanya Reje Bujang yang ditembaki, namun binatang lain juga akan habis ditembaki mereka.

“Jika dalam perjalanan mereka mendapi gajah. Gajah juga mereka tembak, begitu juga dengan harimau dan binatang langka lainnya. Jadi, cara yang paling efektif memang memberhangus pemilik senpi ini, walaupun ada aparat yang bermain didalam perburuannya,” jelas Isran.

Meminta Provinsi Aceh dan BKSDA Pro Aktif

Ketua LSM Tajuk ini juga meminta agar Pemerintah Aceh dan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSD) Aceh untuk turut pro aktif dalam memberantas perburuan binatang yang dilindungi.

Dia menyarankan, agar kantor BKSDA Aceh berpusat di wilayah dimana binatang liar san dilindungi berada.

“Sangat tidak masuk akal, BKSDA berkantor di Banda Aceh, disana tak ada binatang yang dilindungi. Adanya di daerah-daerah, jadi berkantornya ya harus di daerah dong. Agar mereka bisa pantau binatang yang dilindungi, itu sesuai dengan tufoksi mereka,” kata Isranuddin Harun.

Selain itu juga, Isran juga sadar bahwa BKSDA tak bisa bekerja tanpa dukungan dari pemerintah. Oleh sebabnya, Isran meminta agar Pemerintah Aceh menganggarkan pendanaan kepada mereka agar bisa bekerja secara maksimal.

“Pemerintah Aceh juga jangan asal lihat-lihat aja, lakukan aksi segera. Beri pendanaan lebih kepada badan yang mengurusi hal ini, jika tidak bencana akan datang dibumi Aceh,” tambahnya.

Sebagai contoh sebut Isran, hari ini terjadi konflik gajah dengan manusia di Bener Meriah, besok bisa saja harimau yang akan turun ke kampung, lahan mereka semakin terjepit. Jika tidak ada konservasi lahan, bisa dipastikan musibah lainnya akan terjadi di bumi Aceh.

“Oleh karena itu, kami minta kepada Pemerintah Aceh untuk memindahkan segera kantor BKSDA ke wilayah yang butuh perlindungan, jangan tunggu ada korban dan punahnya satwa liar dilindungi dulu baru bertindak,” demikian Isranuddin Harun.

(Darmawan Masri) 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.