Belanda yang bawa Alpokat dan Kerpe Belene ke Gayo

oleh
Saksi sejarah Gayo, Ali Jauhari. (LGco_Khalis)

pokat3Takengon-LintasGayo.co : Buah Alpokat mulai tumbuh dan berkembang di Gayo setelah penjajah Belanda dikalahkan oleh Jepang di tahun 1942. Demikian diungkapkan saksi sejarah Gayo,

“Belanda yang membawa alpokat ke Gayo, alpokat adalah salahsatu makanan utama bagi penjajah Belanda saat itu dan hanya pembesar-pembesar mereka yang bisa menikmatinya,” ujar Ali Jauhari, pria kelahiran 1930-an saat ditemui di kediamannya di Pedekok Pegasing Aceh Tengah, Sabtu 24 Januari 2015.

Jahatnya Belanda, lanjut Ali Jauhari, biji alpokat mereka musnahkan dengan dicincang-cincang agar tidak tumbuh di Gayo.

Saksi sejarah Gayo, Ali Jauhari. (LGco_Khalis)
Saksi sejarah Gayo, Ali Jauhari. (LGco_Khalis)

“Beruntung saat mereka kalah dan Jepang masuk, ada sisa-sisa biji alpokat yang tertinggal dan oleh masyarakat Gayo ditanam di lahan-lahan perkebunan kopi peninggalan Belanda seperti di Umang dan Belang Gele, Bius dan Bergeundaal, Saat itu tangsi Belanda di bawah Buntul Kubu Takengon,” ungkap Ali Jauhari.

Selain alpokat dan kopi Arabica, menurut ayah dari 16 orang anak ini, ada satu jenis rumput yang juga dibawa Belanda ke Gayo, namanya Kerpe Belene (rumput Belanda-Red).

“Belanda membawa bibit kerpe Belene untuk pakan kuda, mereka sangat membutuhkan kuda sebagai sarana transportasi saat itu,” pungkas Ali Jauhari. (Khalis)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.