Curhat Putri, “Bekhu” Cantik dari Lembah Leuser

oleh
10565074_679957945411956_2530250457151491536_n
Hudmalia Wita Putri saat menemani Sang Adik menari (Ist)

SUKU Alas merupakan suku dari masyarakat yang mendiami negeri berjuluk “Lembah Leuser” yakni Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh. Sama dengan daerah yang lain, daerah yang berada di paling ujung Tenggara Aceh ini juga memiliki sejuta pesona keindahan budaya. Seperti keseniannya, adat-istiadat, pariwisata, pertanian, serta kultur sosial yang menarik.

Namun karena masih kurangannya pengenalan budayanya membuat kekayaan dari masyarakat Alas ini kian tersembunyi. Salah satunya dalam hal kesenian Alas misalnya, seperti Tangis Dilo, Belo Mususun, Bekhu Dihe, dan sejumlah tarian indah lainnya masih sangat jarang sekali diketahui orang banyak. Mungkin hal itu yang membuat Bekhu (Gadis : Alas.Red) yang satu ini terpanggil untuk ikut mempelajari dan berjuang menunjukan ke mata orang banyak bahwa Alas itu mempunyai nilai jual tersendiri.

Dialah Hudmalia Wati Putri, Gadis kelahiran 15 Mei 1994 asal Prapat Hilir, Babussalam, Aceh Tenggara. Putri sapaan akrab mahasiswi Pendidikan Kimia Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) ini mengakui, memang selama ini masih banyak yang tidak mengetahui tentang budaya Alas. Meski belum tau apa penyebabnya, namun gadis berkulit putih ini berkeinginan merubah itu semua, Putri ingin kebudayaan Alas menjadi lebih dikenal orang banyak.

Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Ayahnya Hudman dan Ibunya Setiawati ini mengaku, sejak dirinya duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) Perisai, Kutacane, dirinya sudah mulai menekuni berbagai tarian Alas. Selain itu, untuk mengembangkan wawasannya dan pengalamannya, Putri juga aktif mengkuti sejumlah sanggar dan organisasi di sekolahnya.

Ditanya bagaimana cara Putri memperkenalkan tanah kelahirannya, Putri mengaku saat ini dirinya aktif mengikuti sejumlah organisasi baik di kampus dan di himpunan daerah asalnya. Selain itu, tambah Putri, saat ini bersama teman-temannya ikut menari di Pagelaran Gayo Art Summit yang akan digelar pada 13 Desember 2014 nanti di gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah, Banda Aceh,”Saya ingin ikut memperkenalkan kesenian Alas. Meskipun belum bisa berbuat banyak, minimal saya sudah melakukannya,” terang Putri.

Putri sudah ikut menari sejak Gayo Art Summit kedua digelar dan sekarang Putri kembali ikut serta dalam pagelaran ke tiga. Selain untuk memperkenalkan budayanya, Putri ingin berbaur dan menjalin silaturahmi dengan saudaranya dari suku Gayo,”Saya berharap dapat memeberikan yang terbaik untuk Alas. Dan saya sangat senang bisa mempunyai lebih banyak teman di Gayo Art Summit,” jelas Putri.

Meskipun kegiatan menari aktif dia lakukan, namun bukan berarti mengganggu proses belajarnya di kampus. Malah, sambung Putri, karena kegiatan sosial itu dirinya menjadi lebih percaya diri dan lebih nyaman dalam menjaga hubungan sosialnya di kampus.

“Alhamdulillah, kegiatan ini tidak sedikitpun mengganggu. Malah membuat saya lebih pandai dalam mengejar cita-cita saya sebagai Guru,” tutup Putri. (Supri Ariu)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.