
Takengon-LintasGayo.co : Pencarian batu mulia dan giok semakin marak di Aceh Tengah diantaranya di kawasan Kala Ilie Owaq hingga Lumut Kecamatan Linge. Begitu juga di Wih Gerpa Serule Kecamatan dan di Wih Sufi, Gemboyah Kecamatan Jagong Jeget.
“Hampir setiap hari sejak lebaran Idul Fitri kemarin suami saya dan puluhan warga ke Wih Kala Ili mencari giok,” kata Inen Ridwan, istri Ihsan, warga Ketapang Linge, Rabu, 19 November 2014.
Diungkapkan, jika musim kemarau saat air sungai susut dan jernih cara mencari giok dengan berendam dan bahkan menyelam ke dasar sungai dengan memakai kacamata. Dan saat musim penghujan seperti saat ini, air sungai keruh, mereka mencari giok dari material batu yang digali alat berat yang sedang bekerja di Kala Ili untuk material batu peningkatan badan jalan Takengon-Blangkejeren.
Ditanya apakah ada yang terjual, Inen Ridwan mengaku sudah puluhan juta diperolehnya dengan menjual di depan rumahnya sambil menjual kebutuhan rumah tangga warga setempat.
Harga perbongkahan batu yang bermacam ukuran dan warna, dikatakan paling murah antara Rp.100 ribu sampai Rp.300 ribu. Namu kadang-kadang ada yang dibeli hingga jutaan Rupiah.
“Batu giok yang ditemukan suami saya pernah terjual hingga Rp. 6 juta, saya tidak faham apa jenisnya,” kata Inen Ridwan.
Amatan LintasGayo.co, berbilang beranda rumah penduduk dan kios-kios kelontong disepanjang jalan Lumut hingga Owaq Linge dipajang berbagai model batu. (Kh)