Diduga ada “distributor nakal’ pupuk urea mulai langka di Agara

oleh
Ketua LSM Lankgar Nawi Sekedang SE didampingi salah seorang petani dari Wilayah Babul Makmur.(LGco_Zulfan)  .
Ketua LSM Lankgar Nawi Sekedang SE didampingi salah seorang petani dari Wilayah Babul Makmur.(LGco_Zulfan) .

Kutacane-LintasGayo.co : Pupuk Urea bersubsidi mulai menghilang dari peredaran di sejumlah kecamatan dalam Kabupaten Aceh Tenggara diantaranya di kecamatan Babul Makmur, Leuser dan Lawe Sigala-Gala. Hal ini terjadi di duga kuat akibat ulah distributor nakal yang mulai ‘makan’ pupuk urea bersubsidi dengan cara menjual pupuk berlabel murah tersebut di luar daerah.

Akibatnya, jatah pupuk urea bersubsidi untuk petani di kabupaten Aceh Tenggara itupun hanya sebagian kecil yang sampai ke daerah sementara sebagian lagi sudah di lego dijalan tentunya dengan harga yang lebih tinggi.

Kelangkaan pupuk urea bersubsidi tersebut berdampak besar terhadap hasil panen petani di Aceh Tenggara dan petani merasa dirugikan oleh permainan tersebut.

Seperti yang dialami oleh petani  Jhon Tomas Sihombing (45) di Kecamatan Babul Makmur serta sejumlah petani lainnya beberapa kecamatan  yang menjadi wilayah penyaluran salah satu distributor terancam gagal panen akibat tanaman padi dan jagung mereka tidak mendapat pupuk sesuai aturan akibat sulitnya mendapatkan pupuk urea bersubsidi di kios pengecer resmi yang ada di daerah mereka.

Pemilik kios pengecer pupuk urea bersubsidi kepada LintasGayo.co Kamis (13/11) mengatakan  dengan gambling mengakui jika jatah pupuk yang sampai ke tangan mereka tidak sesuai dengan DO (Delivery Order) yang ditebus. Namun pihak distributor memaksa mereka untuk menebus dan membayar DO dengan uang kontan namun hingga 6 bulan ini pihaknya belum menerima jatah pupuk tersebut.

“DO yang seharusnya kami tebus dari distributor sebanyak 5 ton Pupuk Urea bersubsidi, namun distributor mengurangi jatah tersebut, hal ini sangat menyulitkan kami selaku pengecer membagi pupuk kepada petani, bahkan harga jual kepada petani terpaksa kami naikkan diatas HET (Harga Eceran Tertinggi) akibat harga beli kami dari distributor juga dinaikan dan tidak sesuai lagi dengan harga rata-rata,” terang Aliman.

Agen pengecer pupuk itu juga mengakui jika mereka menebus pupuk urea bersubsidi dengan kisaran harga Rp 92.000. per zak atau seharga Rp 1.840 per kilogram pupuk.

”Jika harga tebus sudah setinggi itu, mana mungkin kami mampu menjual dengan harga yang sama, kami menduga kelangkaan ini akibat distributor menurunkan pupuk di Kabupaten Karo yang harga jualnya lebih tinggi untuk meraup keuntungan besar distributor tersebut yang lebih ironis lagi kami selaku pihak pengecer sering terjadi kesalahfahaman antara pengecer dan pembeli karena pupuk tidak ada kami yang disalahkan bahkan sering terjadi keributan,” tambahnya.

Kelangkaan pupuk urea bersubsidi tersebutpun menuai komentar keras dari berbagai kalangan, seperti yang disampaikan oleh Ketua LSM Lembaga Anti Korupsi Aceh Tenggara (LANKGAR) Agara, Nawi Sekedang SE kepada LintasGayo.co Kamis  (13/11) meminta kepada aparat penegak hukum khususnya pihak kepolisian Polres Aceh Tenggara jangan hanya diam saja, segera  turun tangan untuk menindaklanjuti dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh distributor tersebut.

 “Aparat mesti bertindak, bila perlu bekukan ijinnya untuk sementara, apabila nanti terbukti baru cabut ijin distributor tersebut, dan diharapkan kepada Bupati Aceh Tenggara agar segera memperhatikan kebutuhan petani yang dimainkan oleh distributor tersebut,” jelasnya

Lebih Lanjut Nawi Sekedang,SE mengatakan dugaan penyelewengan pupuk bersubsidi pada umumnya dilakukan  oleh distributor, agen dan pengecer dengan berbagai dalih.

 “Saya juga minta PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) segera melakukan tindakan dan cabut ijin distributor nakal,” tegas Nawi Sekedang,SE.

Sementara salah satu Usaha Dagang (UD) distributor pupuk urea yang diduga memainkan distribusi pupuk urea bersubsisi ini menyanggah dugaan yang ditimpakan kepada pihaknya melalui pesan singkat selulernya.

“Pupuk sudah masuk, itu semua tidak betul sebagian orang tidak tahu bagaimana peraturan Pupuk Urea bersubsidi,” jawabnya singkat melalui selulernya seraya mengatakan akan jumpa dengan dirinya lain waktu karena sedang berada di luar kota. (Jubel)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.