Medan-LintasGayo.co : Karya features seorang jurnalis warga yang kini menjadi reporter RRI Cabang Banda Aceh, Eva Basaria berjudul “Menelisik Kemitraan dan Dukun Kampung di Aceh Singkil” yang dimuat harian Realitas, menjadi salah satu dari enam (6) karya tulis pemenang Lomba Penulisan Artikel Opini dan News Features yang diadakan oleh Yayasan Kajian Informasi Pendidikan dan Penerbitan Sumatera (KIPPAS) Medan.
Naskah features lain yang memenangkan lomba adalah “Kematian Bayi, Cerita Lama Tak Berujung”, karya Masriadi Sambo yang dimuat di politika.com. Sedangkan untuk kategori opini, nenurut Azrur Rusdy, panitia Lomba dari KIPPAS, keluar sebagai pemenang adalah Adi Pratama, jurnalis warga dari Simeulue yang menyoroti tentang distribusi guru di daerah terpencil dengan karya berjudul “Jangan ada Dusta Dalam Distribusi Guru di Daerah Terpencil,” dimuat di beritalima.com
Pemenang kategori karya opini yang lain adalah Amru Lubis dari harian Rakyat Aceh dengan karya berjudul “Mempermudah Izin Usaha Sekaligus Memanjakan Investor di Aceh”, Sulaiman, juga dari harian Rakyat Aceh dengan karya berjudul “Pentingnya Pelayanan Reformasi Pelayanan Publik di Aceh” dan Darmawan Masri dengan karya berjudul “Pergeseran Karakter Pendidikan di Gayo” yang dimuat di LintasGayo.co.
“Hadiah untuk para pemenang berupa Tablet Asus Fonepad 7 + 3G akan segera kami kirim ke alamat para pemenang,” ujar Azrur Rusdy saat dihubungi, Senin 10 November 2014.
Menurut Rusdy beberapa karya lain yang masuk sebenarnya juga berhasil mengupas problematika pelayanan publik dio bidang pendidikan dan kesehatan di Aceh. Namun sayangnya tema yang dikupas terlalu luas, tidak spesifik sesuai isu yang dipersyaratkan KIPPAS.
“Misalnya untuk isu pelayanan publik di bidantg kesehatan, karya yang diharapkan sebenarnya lebih untuk menelisik kondisi faktual kualitas pelayanan yang diberikan unit layanan kesehatan kepada warga,”ujarnya.
Begitu juga tentang pelayanan di bidang pendidikan lebih untuk mengevaluasi penerapan Managemen Berbasis Sekolah (MBS) atau pentingnya MBS di sekolah dalam tata kelola yang transparan dan akuntabel.
“Namun demikian KIPPAS mengucapkan terimakasih atas partisipasi masyarakat dalam lomba ini. Harapan kami ke depan semoga isu pelayan publik di Aceh akan terus menjadi perhatian media massa dan pemangku kepentingan lain,” tambah Azrur Rusdy.(Kh)





