Persiapan pernikahan: memilih pasangan itu “urgen”

oleh

Oleh: Muhammad Nasril, Lc. MA

Muhammad-Nasril_okJak beutroh, eu beu deuh
Bek rugoe meuh saket ulee..

Bait itu merupakan peringatan untuk berhati-hati dan penuh pertimbangan terhadap suatu perkara agar tidak menyesal dikemudian hari. Pernikahan merupakan salah satu bagian yang penting  dalam mewujudkan keluarga dan masyarakat yang diridhai oleh Allah SWT, untuk itu dalam memilih pendamping hidup Islam menganjurkan agama dan akhlah menjadi landasan utama.

Dalam persoalan pernikahan, Islam telah banyak menjelaskan, mulai dari  bagaimana mencari kriteria calon pendamping hidup, bagaimana memperlakukannya dikala telah resmi menjadi belahan jiwa dan Islam juga menuntunnya menuju keluarga yang sakinah penuh dengan mawaddah wa rahmah dan hal-hal yang lainnya tentang pernikahan.

Ketika kita ingin melaksanakan pernikahan, tentu kita perlu menyiapkan dengan bermacam persiapan, persiapan yang matang, baik persiapan mental, ilmu, materi sampai persiapan memilih pasangan, sehingga tercapai tujuan dari pernikahan.

Sebelum seorang lelaki memutuskan untuk menikahi seorang wanita, terlebih dulu ia mengenal siapa wanita yang hendak dinikahinya itu, begitu juga sebaliknya si wanita harus tau siapa lelaki yang ingin  menikahinya.

Dalam proses memilih pasangan bukanlah seperti “membeli kucing dalam karung”  tidak asal milih siapa saja, tapi perlu pertimbangan beberapa hal sebelum menentukan pilihan tersebut, mengetahui siapa namanya, asalnya, keturunannya, keluarganya, akhlaknya, agamanya dan informasi lain yang memang dibutuhkan. Ini bisa ditempuh dengan cara mencari informasi dari pihak ketiga yang mengenali si calon itu.

Memilih pasangan itu penting, karena perkawinan itu bukanlah urusan perdata semata, bukan pula sekedar urusan ranjang, menikah bukanlah budaya atau adat, akan tetapi pernikahan adalah ibadah, nilai kemuliaan atau kesakralan pernikahan dalam Islam juga tecermin dari “prosesi” pendahuluan yang juga tidak melanggar syariat.

Dalam hidup berumah tangga, seorang wanita tidak hanya berperan sebagai istri atau pendamping suami, tetapi ia juga sebagai ibu dari anak-anaknya, pengatur rumah tangga, tempat suami menumpahkan rahasia dan mengadukan nasibnya. Ibu adalah tempat belajar pertama bagi anak-anak, tempat membentuk emosi dan pendiidkan bahasanya, tempat anak memperoleh tradisi, mengenal agama dan latihan bermasyarakat. (buku bimbingan perkawinan  oleh drs. Dedi junedi hal 47) disamping itu perkawinan juga bukan untuk mendapatkan ketenangan hidup sesaat saja, tetapi untuk selama hidup. Oleh karena itu, seseorang sudah  semestinya menentukan pilihan pasangan hidupnya  itu secara hati-hati dan di lihat dari berbagai aspek seperti dalam anjuran Rasulullah SAW. Begitu juga bagi wanita yang hendak menikah, mereka lebih hati-hati dan teliti,  harus memiliki standar dan kriteria dalam memilih calon suami, disini mungkin perlu ditekankan yaitu ketaatan beragama dan akhlah mulia.

Hal yang lumrah dan wajar bagi wanita mendambakan calon suami ganteng, kaya, terkenal, pangkat dan jabatan tinggi dan lain-lain, tapi sifat ini hanya sifat lahiriyah yang mudah berubah menjadi sebaliknya. Dalam memilih pasangan hidup tidak cukup lahiriyah dan cinta saja, tetapi juga dilihat dari aspek lainnya.

Cinta menjadi salah satu hal yang penting dalam pernikahan, cinta tidak dapat dianalisa kapan datangnya. Kalau seseorang ingin membeli sebuah sepeda motor, ia pasti mengecek dengan sangat hati-hati,cermat dan sangat teliti dalam melihat kondisinya, speednya, bentuknya, modelnya, kesesuaian dengan dia, olinya, aman untuk dipakai, biaya perawatan murah dan lain sebagainya, bahkan ia datang ke Dailernya berulangkali untuk memastikan mana yang akan dibeli. Nah, dalam hal sepeda motor saja seseorang sangat hati-hati dan teliti dalam memilihnya. Lalu bagaimana dengan pasangan hidup, yang akan menemani hidupnya disisa kehidupan, tentunya tidak mau menyesal dan menjadi korban setelah pernikahan, karena kelalaian sebelumnya dalam memilih.

Kalau tidak teliti dalam memilih pasangan atau kurang siap menuju pernikahan, perumpamaannya seperti kita ke sekolah tapi kurang persiapannya, maka kita tidak konsentrasi belajar, kalau kita tidak ada persiapan mengajar, kita tidak maksimal dalam mengajar, begitu juga dengan pernikahan yang kurang persiapan, dia akan menjadi tawar, hampa sehingga membuat  pernikahan akan mudah retak.

Seorang  Muslim atau Muslimah dalam memilih calon istri atau suami tidaklah mudah begitu saja, tetapi membutuhkan waktu. Karena kriteria memilih pasangan harus sesuai dengan anjuran agama kita. Orang yang hendak menikah, hendaklah memilih pendamping hidupnya dengan cermat, hal ini dikarenakan apabila seorang Muslim atau Muslimah sudah menjatuhkan pilihan kepada pasangannya,  berarti ia akan menjadi bagian dalam hidupnya.

Wanita yang akan menjadi istri atau  ratu dalam rumah tangga dan menjadi ibu atau pendidik bagi anak-anaknya demikian pula pria menjadi suami atau pemimpin rumah tangganya dan bertanggung jawab dalam menghidupi (memberi nafkah) bagi anak istrinya. Maka dari itu, janganlah sampai menyesal terhadap pasangan hidup  gara-gara pilihan asal-asal setelah berumah tangga kelak.

Ada beberapa motivasi yang mendorong seorang laki-laki memilih seorang perempuan untuk pasangan hidupnya dalam perkawinan dan demikian pula dorongan seorang perempuan dalam  memilih laki-laki menjadi pasangan hidupnya, hal ini seperti Sabda Rasulullah SAW: “Perempuan itu dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, lalu pilihlah perempuan yang beragama niscaya kamu bahagia.” (Muttafaqun ‘Alaihi).

Diantara alasan yang banyak itu, yang paling utama dijadikan motivasi adalah  karena agama dan akhlaknya, walaupun selama ini, kriteria terkahir ini sering diabaikan. Sudah seharusnya komitmen keagamaannya atau kesungguhannya dalam menjalankan ajaran agamanya dijadikan pilihan utama.

Kalau kekayaan suatu  ketika dapat lenyap, kecantikan suatu ketika dapat pudar, demikian pula kedudukan, suatu ketika akan hilang.  Sedangkan wanita shalihah bagi seorang laki-laki adalah sebaik-baik perhiasan dunia. “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim).

Hendaknya calon istri  dan suami memiliki dasar pendidikan agama dan berakhlak baik karena mereka yang mengerti agama akan mengetahui tanggung jawabnya sebagai suami dan istri, ayah dan ibu dari anak-anak.

Memilih pasangan itu penting, pilihlah yang terbaik, hati-hati dengan pilihan, jangan salah pilih. Istikharah dengan memperbanyak doa, insya Allah yang terbaik. Selamat Mencoba!

* Penghulu KUA Nisam Aceh Utara

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.