
Jakarta-LintasGayo.co : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI akan menyerahkan sertifikat Warsan Budaya Takbenda (WBTB), Didong (kategori Tradisi Lisan) dan Kerawang Gayo (kategori Kerajinan Tradisional) kepada Gubernur Aceh yang akan didampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh serta pihak Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Banda Aceh.
“Kita telah menerima undangan mengikuti acara penyerahan sertifikat tersebut yang dijadwalkan pada tanggal 17-18 Oktober 2014 di hotel Millenium Jakarta Pusat serta di gedung Sangken Museum Nasional Jakarta Pusat,” kata Kepala BPNB Banda Aceh Irini kepada LintasGayo.co, Kamis 9 Oktober 2014.

Selain Didong dan Kerawang Gayo, kata Irini, 3 WBTB Aceh lainnya juga telah ditetapkan sebagai WBTB Nasional yakni Tari Seudati, Rumoh Aceh dan Kopiah Riman. “Ada 96 WBTB yang ditetapkan dari seluruh Indonesia dan 5 diantaranya dari provinsi Aceh,” ujar Irini.
Khusus perwakilan dari dataran tinggi Gayo Kabupaten Aceh Tengah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Drs. Amir Hamzah, MM menyatakan akan hadiri acara tersebut. “Kita berharap Kadisbudpar Aceh Tengah hadir mewakili Bupati di acara tersebut, BPNB Banda Aceh siap memfasilitasinya,” ujar Irini.
Kegiatan ini akan dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, para Gubernur penerima sertifikat (termasuk Gubernur Aceh), kepala-kepala Museum, kepala dinas terkait dari sejumlah provinsi, insan Akademis serta sejumlah tokoh terkait budaya di Indonesia.

Dalam daftar undangan yang copiannya diterima LintasGayo.co, turut hadir salah seorang penulis budaya Gayo, Mukhlis PaEni yang menjabat sebagai Ketua Tim Ahli Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Dia merupakan penulis buku “Belah di Masyarakat Gayo: Studi Kasus di Kebayakan” yang diterbitkan Pusat Latihan Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial pada tahun 1977.
Selain itu, pada tahun 2003, Mukhlis PaEni juga menulis buku “Riak di Laut Tawar : Kelanjutan Tradisi dalam Perubahan Sosial di Gayo, Aceh Tengah” yang diterbitkan Arsip Nasional Republik Indonesia bekerjasama dengan Gadjah Mada University Press. (Khalis)