Takengon-LintasGayo.co : Paskakuliah umum beberapa alumni dan tokoh di SMA Negeri 1 Takengon, memunculkan kembali wacana pembentukan ikatan alumni sekolah tertua di tanoh Gayo tersebut. “Ada wacana tersebut dari alumni. Termasuk, dari Muchlis Gayo,” sebut Drs. Uswatuddin, M.AP di Takengon, Jumat (19/9/2014).
Banyak alumni, ungkap Uswatuddin, yang ingin berkontribusi buat sekolah. Akan tetapi, tidak ada wadah. “Saat kuliah umum yang disampaikan Yusradi Usman al-Gayoni beberapa waktu lalu (5/9/2014), saya sempat sampaikan prihal wacana tersebut. Beliau berjanji untuk berkomunikasi dengan alumni lainnya untuk mengadakan reuni dan membentuk ikatan alumni tersebut. Setahu saya, dia yang pernah menginisiasi sekaligus mengetuai Reuni Akbar dan Ulang Tahun Emas SMA Negeri 1 Takengon tahun 2007,” katanya.
Sementara itu, Yusradi membenarkan apa yang disampaikan mantan guru SMA Negeri Modal Bangsa tersebut. “Insyaallah saya akan coba berkomunikasi, meminta tanggapan sekaligus masukan kepada alumni SMA Negeri 1 Takengon. Mulai dari alumni pertama (1960) sampai alumni ke-57 (2014),” sebutnya.
Dilanjutkannya, pembentukan alumni sebetulnya jadi salah satu target peringatan Reuni Akbar dan Ulang Tahun Emas SMA Negeri 1 Takengon tahun 2007. “Ada tujuh target kita waktu itu. Yang terlaksana, peringatan ulang tahun emas, reuni akbar walaupun alumni yang ikut terbatas, dan adanya perubahan nomenklatur SMU Negeri 1 Bebesen jadi SMAN 1 Takengon. Perubahan ini langsung kita usulkan ke bupati terpilih 2007. Semua sekolah di Takengon sebaiknya memakai nama Takengon. Yang pertama berdiri, pakai nomor kecil (satu) dan yang belakangan, tinggal menyesuaikan. Kita langsung ke Banda Aceh menjumpai Pak Nas. Waktu itu, beliau setuju,” akunya.
Empat target yang tidak terlaksana, ungkapnya, belum rampungnya penulisan buku sejarah salah satu SMA tertua di Aceh dan kemungkinan masuk kategori sekolah yang awal-awal berdiri di Indonesia. “Sayangnya, belum siap. Padahal, sudah saya riset dari tahun 2003. Tapi, garis besar sejarahnya, sudah. Insyaallah riset lanjutan dan penulisan buku ini pun akan digarap lagi,” tandasnya.
Selain itu, lanjutnya, belum berhasilnya pengusulan pengalihfungsian Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat menjadi lokasi SMAN 1 Takengon. Pasalnya, SMA ini terlalu sempit, sumpek, dan “tidak layak lagi.” Disamping itu, penggalangan dana untuk pembelian lahan di depan Puskemas Kecamatan Lut Tawar urung dilakukan tahun 2007 tersebut. Terakhir, ikatan alumni belum terbentuk. (GM)