Gayo Lues-LintasGayo.co: Arranger dan pelaku World music asal Gayo Lues Iwan “Laskar Gayo menyebutkan, secara umum Indonesia kaya alat musik tradisional, sehingga banyak turis belajar alat tradisional tersebut. Namun di Gayo hingga kini belum terlihat memiliki alat musik asli, karena sebagian besar alat musik yang digunakan dimiliki juga oleh daerah lainnya.
“Alat musik seperti gegedem, canang, suling, bensi dan teganing, semuanya memiliki kemiripan dengan alat musik daerah lain di Indonesia, bahkan Dunia,” kata sarjana musik Unimed yang menjadi “otak” Group musik asal Gayo Lues “Laskar Gayo”, Sabtu lalu melalui BlacBerry Masenger dari Gayo Lues.
Musisi yang kini mengambil konsentrasi Seni musik di PPG Seni Budaya UNJ tersebut menilai, kesemua alat musik tersebut hanya berbeda di penamaan saja. Katanya, ada satu alat musik yang masih jarang diketahui oleh seniman atau musisi Gayo yaitu Alat musik POPO, alat musik yang punya sumber suara dari getaran lempengan besi tipis melalui mulut sebagai rensonasinya yang hingga kini sudah jarang dimainkan, kalaupun ada itu dimainkan oleh orang-orang tua saja.
“Jadi intinya musik Gayo tanpa kita sadari sebenarnya ada pada tubuh dan hati kita sendiri, kita memiliki beribu syair yg luar biasa. Kita memiliki cengkok yang khas. Dan satu hal lagi yang luar biasa yaitu tepukan yang menghasilkan ritme progesif. hal ini bisa kita lihat dari kesenian Didong dan Saman yang memiki spirit ke-Gayoan sejak jaman (jemen sedenge),” ujar Iwan.
Kata Iwan, hal unik lainnya adalah ketika orang tua kita mendendangkan lagu untuk menghibur anak cucu sembari bersaman dan bertepuk, hal ini menunjukan roh musik Gayo itu ada pada tubuh dan hati kita sendiri. Alat musik hanya sebagai pendukung dan media eksplorasi kita dalam bermusik, yg terpenting adalah semangat ke-Gayoan itu sendiri. (tarina)