Nanyang, kenduri Tulak Bele mengawali musim tanam padi

oleh
Prosesi kenduri saat panen padi di Gayo. (LGco-Khalis)
M. Thaib KB Aman Fauzan
M. Thaib KB Aman Fauzan

Takengon-LintasGayo.co : Banyak kalangan di Gayo khususnya kaum muda yang tidak pernah mendengar kata Nanyang, sebuah tradisi tahunan di Gayo mengawali kegiatan olah tanah di sawah dalam satu kemukiman.

Tentang Nanyang dijelaskan seorang tokoh masyarakat Gayo yang berasal dari Toweren, M. Thaib KB Aman Fauzan, Jum’at 12 September 2014.

“Nanyang itu kenduri sebagai bentuk do’a kepada yang Maha Kuasa agar diberi keselamatan dan berkah dalam aktivitas petani bercocok tanam padi di sawah,” terang M. Thaib KB.

Dalam proses kenduri Nanyang dipimpin oleh para Segi Pendari Kampung yakni Reje (Kepala Kampung), Imem (pemuka agama), Petue (tokoh adat) dan cerdik pane (tokoh intelektual). Kegiatan ini dipimpin Kejurun Belang (pemangku adat dibidang pertanian, khususnya bercocok tanam padi).

Kenduri Nanyang yang merupakan prosesi tulak bele (tolak bala) dilakukan di Ulu ni Wih (hulu sumber air) dengan membawa perlengkapan kenduri yang meliputi penganan/masakan Korik (ayam), Konyet (ketan), Kero (nasi) dan Bertih (padi yang digonseng), tenaruh (telur ayam) dan awal (pisang).

Di Toweren kenduri Nanyang selalu dilakukan setiap tahunnya yang dilakukan oleh Segi Pendari Kampung, namun tahun ini dengan menyertakan seluruh lapisan masyarakat Toweren yang terdiri dari empat kampung yakni Toweren Uken, Toweren Toa, Toweren Antara dan Owaq Toweren.

Kejurun Belang, Aman Kasran dalam proses ritual Tulak Bele. (LGco_Kha A Zaghlul)

Kenduri Nanyang ditutup dengan prosesi pembagian aliran air ke rerak-rerak (parit) yang menuju ke persawahan warga di berbagai penjuru. Setelah itu masyarakat melakukan murerak (membersihkan parit) agar aliran lancar menuju ke persawahan.

Selanjutnya para petani membuat persemaian padi (Nos Penyemen), Mubelah (mencangkul tanah sawah) dan proses seterusnya hingga panen padi (Munoling) usai.

Menurut M. Thaib KB kenduri Nanyang tidak merupakan perbuatan syirik. Pun begitu adanya juga yang menyatakan Nanyang itu perbuatan Bid’ah, namun termasuk dalam Bid’ah Hasanah, artinya tidak bertentangan dengan ketentuan agama Islam.

Untuk di Toweren, Nanyang biasanya dilakukan di Ulu ni Wih Nempat. Dan oleh salah seorang poh punoh (panitia) Nanyang, Wahdi mengungkapkan tahun ini kenduri Nanyang dilakukan melibatkan seluruh lapisan masyarakat kemukiman Toweren pada Kamis, 18 September 2014. (Khalis)

Penganan khas kenduri Tulak Bele pemberian dari masyarakat. (LGco_Kha A Zaghlul)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.