Banda Aceh-LintasGayo.co: Praktisi hukum dan aktivis anti Korupsi Aceh Jamalul Kamal Farza meminta kepada pemerintah Aceh agar tidak memposisikan ada kawasan anak kandung dan ada anak tiri, karena apabila ada anak tidak bisa mengadu kepada ayah (Aceh), maka pasti mereka akan mengadu kepada kakek (pusat).
“Seorang pemimpin tidak bisa memilah-milah dengan memposisikan anak kandung dan anak tiri,” kata J kamal Farza kepada LintasGayo.co di Banda Aceh Minggu malam (31/8/2014).
Tokoh Pantai Barat Selatan itu menyebutkan upaya penyamarataan “rasa” harus dilakukan segera, mengingat yang dianggap “anak tiri” seperti Gayo saat ini berhasil menempatkan 5 putra daerah di DPR-RI dan 1 DPD dari kawasan Selatan yang secara otomatis dapat berkomunikasi langsung dengan pusat.
“Orang Gayo tidak akan pernah takut, karena mereka punya potensi yang bagus,” kata pendiri Solidaritas Anti Korupsi (Samak) dan Yayasan Anak Bangsa (YAB).
Kamal ikut mengingatkan, sekarang adalah waktu “Gayo” untuk berbicara sendiri, dan mereka tidak butuh bantuan kecuali bantuan akses ekspansi pertanian.
“Peminpin Aceh harus menyadari apabila perasaan anak Gayo akan sangat berbeda dengan perasaan anak-anak di Pidie misalnya, itu yang harus difahami pemerintah Aceh,” kata Ujar mantan Wartawan Tempo tersebut.
Untuk itu, kata kamal, pemerintah Aceh jangan cuma peduli pada tarian Saman semata, tapi tunjukan kasih sayang yang cukup.
“Pemerintah Aceh harus jemput bola, dan bukan berharap apalagi,” demikian J Kamal Farza. (tarina)