Kerajaan Linge didirikan pada tahun 986 M ?

oleh
Peta Belanda tahun 1936 (sumber : media-kitlv.nl)
Peta Belanda tahun 1936. Garis merah adalah route Van Daalen ke Linge. (sumber : media-kitlv.nl)

Oleh : Zulfikar Ahmad*

Sering kali saya bertanya-tanya dalam hati, bagaimana asal muasal kerajaan Linge, sejak kapan sebenarnya kerajaan Linge berdiri? Kenapa sedikit sekali literatur yang membahas masalah keraan Linge? Adakah bukti-bukti untuk itu?.

Salah satu literatur yang saya jadikan acuan adalah sejarah Kerajaan Syiah di nusantara. Syiah hadir sejak awal Islam masuk ke Nusantara. Bahkan, menurut beberapa sejarawan, kerajaan Islam pertama di Nusantara didirikan oleh Syiah: Kerajaan Perlak. Bukti arkeologisnya makam Raja Perlak pertama, Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Aziz Syah, di Peureulak, Aceh Timur.

Pada tahun 800 Masehi, sebuah kapal dagang berlabuh di Bandar Perlak. Armada itu mengangkut seratus saudagar Muslim Arab Quraisy, Persia, dan India, yang dipimpin nakhoda Khalifah. Mereka membarter kain, minyak atar, dan perhiasan dengan rempah-rempah. “Rombongan misi Islam yang dipimpin Nakhoda Khalifah semuanya orang-orang Syiah,” tulis sejarawan A. Hasjmy dalam Syi’ah dan Ahlussunnah.

Sejak itu, mereka kerap datang ke Bandar Perlak sehingga banyak orang Perlak masuk Islam, termasuk Meurah (Maharaja) Perlak dan keluarganya. Sebagai penghargaan kepada Nakhoda Khalifah, pada tahun 840 Masehi diproklamasikan kerajaan Perlak yang beribukota Bandar Khalifah, saat ini letaknya sekira enam kilometer dari kota Peureulak. “Kerajaan Islam yang pertama berdiri di Indonesia yaitu Perlak, boleh dinamakan Daulah Syi’iyah (Kerajaan Syi’ah),” simpul Hasjmy.

Sultan pertama Perlak adalah Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah, yang beraliran Syiah dan merupakan keturunan Arab dan menikah dengan perempuan setempat, yang mendirikan Kesultanan Perlak pada 1 Muharram 225 H (840 M). Ia mengubah nama ibukota kerajaan dari Bandar Perlak menjadi Bandar Khalifah. Sultan ini bersama istrinya, Putri Meurah Mahdum Khudawi, kemudian dimakamkan di Paya Meuligo, Peureulak, Aceh Timur.(Siti Rahmah.Perempuanku Sayang, Perempuanku Malang)

Pergolakan Sunni – Syiah berlangsung beberapa tahun, sampai pada tahun 362 H (956 M), setelah meninggalnya sultan ketujuh, Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat, terjadi lagi pergolakan selama kurang lebih empat tahun antara Syiah dan Sunni yang diakhiri dengan perdamaian dan pembagian kerajaan menjadi dua bagian:
– Perlak Pesisir (Syiah) dipimpin oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah (986 – 988)
– Perlak Pedalaman (Sunni) dipimpin oleh Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat (986 – 1023)

Dibawah kepemimpinan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat, kaum sunni membuka kawasan baru sebagai basis kerajannya di sekitar daerah Lokop Serba Jadi. Inilah cikal bakal kerjaan Linge. Pada saat terbentuknya kerajaan Suni ini, Kerajaan Perlak diserang oleh kerjaan Sriwijaya. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan kembali ke Perlak untuk merebut kerajaan Perlak  yang telah dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya. Beliau memimpin perjuangan melawan Sriwijaya hingga tahun 1006.

Selama 20 tahun lamanya pertempuran melawan kerajaan Sriwijaya, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan memerintahkan sebagian kaum suni yang masih tingal di kawasan Lokop Serbe Jadi untuk bertahan di pegunungan. Kaum Sunni ini bergerak sekitar 34 km masuk kepedalaman untuk membuka kawasan baru.

“.... Lingga Negara Perlak Aceh” yang diterjemahkan oleh Masykur A. Badal.
“…. Lingga Negara Perlak Aceh” yang diterjemahkan oleh Masykur A. Badal.

Menurut Tgk. Ilyas Leube dalam kekeberen Gayo yang sempat direkam pada tahun 1976, beliau mengkisahkan bahwa bentuk bendera kerajaan Linge, pada bagian atas tertulis kaliamat Syahadat dan bagian bahwah bertuliskan nama para sahabat nabi yang 4 ; Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali.

Salah satu bukti hubungan Kerajaan Linge dengan kerajaan Perlak adalah setempel Reje Linge yang antara lain bertuliskan “…. Lingga Negara Perlak Aceh” yang diterjemahkan oleh Masykur A. Badal.

Referensi :
1. Syiah di Nusantara
2. Kesultanan Peureulak

*Pemerhati sejarah Aceh dan Gayo, berdomisili di Takengon

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.