Puisi baru Wiratmadinata tentang Prabowo dan Jokowi

oleh

TRAGEDI SANG GEMBALA

Kamu adalah anugerah dan juga kutukan.
Cahaya mempesona dalam kegelapan.
Mereka bawakan padamu jubah kebesaran.
Sampai engkau hilang ditimbun harapan.

Kamu selalu rindu masa lalumu
yang sederhana dan bersahaja,
tapi kamu terlanjur sudah tiada,
ditelan citra sang penggembala.

Kini engkau mengembara diantara pendusta,
gembalamu adalah serigala,
dibalik cahayamu yang mempesona.
Engkau rindu rumahmu yang dulu,
tapi kamu harus ke Istana,
dimana kamu akan hilang selamanya.

Kamu adalah anugerah dan juga kutukan.
Mengusung beban di pundak sejarah.
Engkau berjalan menuju singgasana.
Dalam iringan gembala serigala.

WR
2-06-2014

PUISI RAKYAT BODOH

Kamu lahir di Hongkong, masa kanak-kanak dan remaja keliling Eropa. Kuliah di London, lalu belajar perang ke Amerika. Pulang ke Indonesia jadi punggawa raja.

Kamu hidup di atas awan; You was born with “golden” spoon in your mouth.

Bagaimana mungkin kamu bilang kami Bodoh?
Kamu tidak tahu arti tak punya uang sekolah.
Kamu tak faham makna kata lapar dan tanpa jajan.
Kamu tak tahu makna peluh dan harapan dari jiwa-jiwa kecil
yang pergi ke sekolah berlari berpuluh kilo dengan kaki telanjang,
di bukit dan hutan-hutan nusantara.
Kamu tidak mahfum arti kecil dan terpinggirkan.
Karena kamu adalah megalomaniac.

Kami memang lahir di kampung gunung dan hutan-hutan.
Karena itu kami tahu makna hidup dan bagaimana kami hidup.
Kami hidup dalam kenyataan.
Kamu hidup dalam mimpi dan fatamorgana.

Jadi berhentilah mengatakan kami bodoh,
karena kamu tak tahu bagaimana pintarnya kami menyiasati kehidupan didalam kemiskinan dan kesederhanaan.

WR –
27-05-2014

WiratmadinataWIRATMADINATA, dikenal sebagai penyair, aktivis, dosen dan peneliti di bidang studi konflik. Mengawali karir diusia muda sebagai wartawan di berbagai media massa lokal dan nasional sejak tahun 1989 hingga 2005. Sekarang adalah dosen tetap Fakultas Hukum di universitas Abulyatama di Banda Aceh. Lulusan magister hukum Universitas Syiah Kuala ini pernah mengenyam pendidikan post graduate di bidang Conflict Management dari University of Maryland, Amerika Serikat (2008), serta bidang Hukum HAM Internasional dari University of New South Wales,Australia (2000). Meskipun kesibukan sehari-harinya meliputi kegiatan mengajar, menjadi narasumber dan meneliti, tapi menulis puisi tak pernah ditinggalkan. Pernah mendapat dua penghargaan nasional dalam bidang sastra, masing-masing dari Menteri Pendidikan RI (1989), dan Museum HB. Jassin (1993), serta Penghargaan Anugerah sastra dari Pemerintah Aceh (2013). Wira, panggilan akrabnya, lahir di Takengon, Aceh Tengah, tahun 1969, kini berdomisili di Banda Aceh.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.