Pengadaan lokasi Mess diduga tidak wajar, ini kata Ketua dan mantan Ketua Ipemagara

oleh
Mess Ipemagara yang dibeli dengan harga Rp 1,9 Milyar dengan ukuran 20x50 Meter. (LGco-Anuar Syahadat)
Mess Ipemagara yang dibeli dengan harga Rp 1,9 Milyar dengan ukuran 20x50 Meter. (LGco-Anuar Syahadat)
Mess Ipemagara yang dibeli dengan harga Rp 1,9 Milyar dengan ukuran 20×50 Meter. (LGco-Anuar Syahadat)

Blangkejeren-LintasGayo.co : Pengurus Ikatan Pelajar Mahasiswa Gayo Aceh Tenggara (Ipemagara) sangat berkeberatan atas pembelian atau pengadaan lokasi dan bangunan untuk Mess Ipemagara di daerah Mandala Kutacane Aceh Tenggara dengan nilai sebesar Rp 1,9 Milyar. Proses pembelian itu dinilai tidak wajar jika melihat ukuran tanah yang hanya 20X50 Meter, serta bangunan rumahnya yang kini kurang layak huni.

Ketua Ipemagara, Basri kepada LintasGayo.co Rabu (2/7) mengatakan, dirinya telah melakukan koordinasi dengan mahasiswa asal Gayo Lues yang sedang kuliah di Aceh Tenggara terkait pembelian tanah dan rumah untuk Mess tersebut, dari hasil kesepakatan, jika memang harga Mess itu tetap Rp 1,9 Milyar, mahasiswa akan membatalkan pembelian Mess tersebut.

“Jika memang harga tanah dan bangunannya sekitar Rp 1 Milyar, dan untuk mantan Ketua Ipemagara di ambil Rp. 100 Juta karena telah bersusah payah mengurus pencairan uang, itu kami setujui, tetapi jika mutlak harga tanah dan bangunannya Rp 1,9 Milyar, kami tidak setuju dan berencana akan membatalkan pembeliannya,” katanya.

Ia beralasan, jika semua uang itu di[eruntukkan sebagai harga tanah, maka bangunan itu tidak akan bisa ditempati alias percuma saja dibeli, tetapi jika harga tanah Rp 1 Milyar, maka sisanya bisa dilakukan untuk perehapan ataupun membangunan ulang.

“Terkait persoalan ini, kemarin kami sudah menjumpai Bupati Gayo Lues, dan kami menunjukkan pemberitaan media massa juga bahwa pengosongan Mess menunggu perintah Bupati, tetapi Bupati membantah pengosongan itu harus melalui dirinya, katanya setelah uang dimasukan ke rekening Ipemagara, mahasiswa lagi yang mengurus uangya, mau di beli apa terserah mahasiswa, yang jelas pertanggungjawabannya ditunggu Bupati sampai tanggal 15 Januari 2015,” beber Basri.

Sebelum pembelian Mess itu, kata Basri, Bupati Gayo Lues H Ibnu Hasyim juga sempat menawarkan agar tanahnya di dekat Terminal Terpadu dibeli sebagai Mess Ipemagara, tetapi mantan Ketua Ipemagara Rusdi berkeinginan membeli tanah di daerah Mandala.

“Kami sudah mengajak Rusdi untuk bertemu Bupati Gayo Lues, tetapi Rusdi tidak mau dengan alasan ada urusan penting, dan dia hanya sempat menunjukan bukti Kwitansi pembelian Mess Rp 1,9 Milyar, tetapi suratnya tidak ada diserahkan kepada kami, dan tidak ada juga sama bang Rusdi,” ucapnya.

Jika dalam waktu dekat tidak ada kejelasan mengenai pembelian Mess Ipemagara tersebut, Basri bersama rekan-rekanya mengaku akan melaporkan kepada pihak yang berwajib supaya cepat selesai permasalahannya.

Diusulkan sejak 2006
Sementara Rusdi, mantan Ketua Ipemagara yang dihubungi mengatakan, pembelian Mess Ipemagara sudah dirancang sejak tahun 2006 yang lalu, tetapi baru tahun ini disetujui oleh Anggota DPRK berkat ada yang mengurusnya.

“Saya juga tidak banyak terlibat mengenai pembeliannya, mana mungkin saya sendiri yang mengusulkan ke Pemda, setelah cair uangya Rp 1,9 Milyar, tentu harus ada yang mengurusnya, kalau tidak, ketika kami membuat Proposal, hanya Rp 2 Juta yang bisa dicairkan dana dari Pemda,” katanya.

Jika mahasiswa berencana untuk mengagalkan pembelian Mess Ipemagara itu, kata Rusdi, dirinya juga ikut setuju daripada berimbas urusan berbelit-belit, padahal selama mengurus pembelian Mess Ipemagara, dirinya mengaku tidak ada mendapat keuntungan apa-apa.

Seperti diberitakan media ini sebelumnnya, ada dugaan tidak wajar atas pengadaan lokasi dan bangunan untuk Mess Ipemagara di Kuta Cane Aceh Tenggara. Masyarakat mendesak pihak berwajib untuk mulai menyelidiki persoalan ini. (Anuar Syahadat)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.