Aceh siap gelar Hari Krida Pertanian

oleh
Tarmizi A. Gani (Aktifis pertanian dan peternakan) menunjukkan buah labu, saat berkunjung ke UPTD BDP Saree, lokasi peringatan hari krida 21 Juni 2014 (ft-dok-pribadi)
Tarmizi A. Gani  (Aktifis pertanian dan peternakan) menunjukkan buah labu, saat berkunjung ke UPTD BDP Saree, lokasi peringatan hari krida 21 Juni 2014 (ft-dok-pribadi)
Tarmizi A. Gani (Aktifis pertanian dan peternakan) menunjukkan buah labu, saat berkunjung ke UPTD BDP Saree, lokasi peringatan hari krida 21 Juni 2014 (ft-dok-pribadi)

Banda Aceh-LintasGayo.co : Sebuah acara besar di bidang pertanian akan di gelar di Aceh, acara tersebut di sebut dengan hari Krida yang akan diselenggarakan di UPTD BDP Saree Aceh Besar, Sabtu 21 Juni 2014.

Para pejabat pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten di Aceh direncanakan akan hadir. Peserta akan mempertontonkan berbagai tanaman yang ditanami khusus di areal BDP Saree, tidak terkecuali yang didatangkan dari berbagai pelosok Aceh.Penanggung jawab acara ini, Drs Hasanuddin Darjo MM dalam siaran pers yang diterima LintasGayo.co, Kamis 18 Juni 2014 mengatakan bahwa Aceh sudah siap menjadi daerah sentra pangan, dan tentunya perlu dukungan semua pihak agar cita-cita ini tercapai.

Terkait acara ini, menurut pengakuan seorang aktivis pertanian di Aceh, Tarmizi A. Gani, dirinya tertarik kepada salah satu tanaman di BDP Saree adalah tanaman labu dengan pante labu (tempat batang labu di sangkut-red) berbentuk terowongan yang hampir mencapai 1 kilo meter.

“Saya takjub tentunya, gaya ini dipastikan akan menjadi contoh buat para pelaku pertanian di Aceh dan Indonesia, dengan memanfaatkan lahan sekitar rumah yang ada dan lahan terbiar lainnya,” kata Tarmizi A. Gani.

Sebagai aktifis pertanian dan peternakan, kata dia, mengapresiasikan kecemerlangan ide dan kegiatan yang dilaksanakan pemerintah Aceh umumnya dan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh tentunya.

“Semoga Aceh siap menyediakan pangan untuk Indonesia dan dunia, sekaligus tidak termasuk dalam  kategori daerah rawan pangan,” pungkas Tarmizi A. Gani yang juga sebagai pembina lembaga ACDENMARK (ACDK),  sebuah lembaga non pemerintah untuk membantu menumbuhkan perekonomian Aceh dengan tetap menerapkan konsep mawáh (bagi hasil) yang merupakan adat resam yang berlaku di Aceh sejak dahulu. (SP)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.