Subhan, loper koran yang ingin punya Agency

oleh
Subhan
Subhan

Menjadi penjual dan pengantar koran alias loper bukan cita-cita Subhan Arilutta, bujang kelahiran Bintang, 11 September 1987. Mulanya dia merasa tak punya masa depan, ya umumnya generasi muda di Gayo, hanya berbilang yang mampu berupaya membangun profesi selain petani kopi.

Dengan dunia surat kabar, dirinya berkenalan setelah sang abang membuka agensi Bruksah di Takengon. Tahun 2004 dia mulai mengantar koran diseputaran kota Takengon dengan berjalan kaki.

Setelah satu tahun, dia mampu membeli sepeda dan mengantar koran kepada langganannya. Dengan bersepeda tentu jarak tempuhnya bisa lebih jauh, langganannya pun makin banyak. Selama tiga tahun dia saban hari berkeliling seputar kota Takengon dengan sepeda. Subhan menjadi salah satu warga kota tersebut yang paling kerap berada di atas sepeda di era tahun 2005-2008.

Dan saat pelaksanaan Pekan Olahraga Daerah (PORDA) X di Takengon tahun 2006, Pengurus Cabang Olahraga balap sepeda sempat meliriknya untuk ditempa menjadi atlit.

Sayangnya, dia tak bisa tekun berlatih karena pekerjaan. Tak kerja, tak dapat makan. Keinginan jadi atlit pun kandas.

Waktu berlalu, dia terus melakoni pekerjaan sebagai loper setiap paginya hingga menjelang siang. Setelah itu dia bekerja di kebun kopi peninggalan mendiang ayahnya di Paya Reje. Hasil tabungannya mencukupi membeli sepeda motor. Dan sejak itu Subhan yang sudah menjadi yatim sejak berusia 3 bulan ini mengantar koran ke rumah-rumah pelanggan dengan bersepeda motor.

Tamatan SMA Muhammadiyah tahun 2004 ini kini berpenghasilan tidak kurang dari Rp.4 juta perbulannya. “Semasih ada kesehatan, saya akan terus dengan usaha ini dan pengembangannya nanti saya ingin buka agensi,” tandas Subhan sambil mengutarakan keinginan menikah, namun belum ada yang cocok. (Kha A Zaghlul)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.