
Blangkejeren-LintasGayo.co : Petani cabai Rawit di Kabupaten Gayo Lues mulai mengeluhkan harga yang turun drastis sejak beberapa hari terakhir, pasalnya, harga Cabai Rawit yang sebelumnya sempat mencapai Rp 30 ribu per kilogram kini turun hingga level terendah yaitu Rp 2 ribu hingga Rp 3 ribu perkilogramnya.
Ali salah satu petani Cabai Rawit warga Blangkejeren Senin (26/5) mengatakan, penurunan harga cabai Rawit di pasaran mengakibatkan sebagian warga tidak mau memanen cabainya yang kini sedang berbuah banyak, dan cabai tersebut dibiarkan memerah di batang, berharap hingga harga kembali normal.
“Jika terus-terusan harga Cabai Rawit dan cabai Bencong seperti sekarang ini, kami bisa rugi banyak, sekarang tidak cukup untuk harga obat dan pupuk yang biasa diberikan setiap Minggu sekali,” katanya mengeluh.
Kalaupun cabai tetap di panen kata Ali, para petani tetap mengalami rugi waktu, dalam seharus, cabe yang di panen hanya berkisar 15 Kg hingga 20 Kg, jika dikalikan dengan Rp 2 ribu, para petani tidak bisa menghasilkan Rp 50 Ribu per hari seperti gaji pekerja lainnya.
“Kalau diupahkan sama orang lain, malahan kita bisa nombok lagi, uang yang di dapat dari hasil penjualan Cabai dengan upah pekerja tidak sebanding, dan kalau dibiarkanpun tidak di panen, maka pohon cabainya akan rusak,” katanya.
Harga cabai rawit yang anjlok membuat masyarakat resah, sebagian petani lebih memilih jadi pekerja bangunan untuk menafkahi keluarganya sehari-hari, kebanyakan cabai rawit kini ditinggal pemiliknya untuk beralih mencari pekerjaan lain atau menanam tanaman lainya yang bisa menghasilkan.
Di Aceh Tengah dan Bener Meriah juga Menjerit
Sementara itu, di Aceh Tengah dan Bener Meriah, petani cabe juga “menjerit” dan kebingungan, harga cabai turun drastis hingga ke titik terendah.
Salah seorang petani cabai di Pondok Baru, Bener Meriah, Suwardi (32) kepada LintasGayo.co Selasa 20 Mei 2014 lalu mengatakan, harga cabe rawit (caplak) dari tingkat petani saat ini Rp2500 per kilogram, padahal cabai rawit dua bulan lalu pernah mencapai Rp32 ribu perkilogramnya.
Menurut Suwardi, harga caplak itu turun secara perlahan-lahan hingga ke titik terendah yang tidak pernah terjadi dalam beberapa tahun terakhir yakni mencapai Rp2500 per kilogram.
“Saat ini petani sudah malas untuk memanen caplak karena membutuhkan waktu yang lama sedangkan harga anjlok, tetapi ada juga sebahagian petani tetap panen karena bila tidak pohon caplak akan rusak”, sebut Suwardi.
Sementara itu, harga cabe hijau juga mengalami hal yang sama dengan caplak, harga dari tingkat petani saat ini Rp1500 per kilogram, padahal dua bulan lalu cabai hijau pernah mencapai Rp10 ribu per kilogram, turunnya harga cabai hijau ini juga terjadi secara perlahan-lahan.
Terpisah salah seorang toke (pedagang penampung cabai petani), Sarwan kepada LintasGayo.co menyebutkan, turunnya harga cabai hingga ke titik terendah karena saat ini stok cabai sangat banyak dan dimana-mana sedang panen cabai. (Anuar Syahadat, Zulkarnain)