Muhasabah Isra’ Mi’raj; Shalat jangan dilupakan

oleh

Oleh : Muhammad Nasril, LC. MA

Relnas (Custom)Saat ini kita sudah menjalani hampir dari setengah bulan Rajab, dimana pada akhir bulan ini bertepatan 27 Rajab 1435 H ada satu peristiwa besar dalam sejarah umat Islam. Peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah hidup (siirah) Rasulullah SAW yaitu peristiwa diperjalankannya beliau (isra’) dari Masjid al Haram di Makkah menuju Masjid al Aqsa di Jerusalem, lalu dilanjutkan dengan perjalanan vertikal (mi’raj) dari Qubbah As Sakhrah menuju ke Sidrat al Muntaha (akhir penggapaian).

Serangkai peristiwa yang selalu di kenang oleh umat Islam setiap tahunnya, bahkan di Indonesia ditetapkan sebagai tanggal merah salah satu hari besar umat Islam, sehingga didapati sebagian umat Islam memperingati peristiwa Isra’ dan Mi’raj, baik instansi resmi pemerintah maupun masyarakat umum. Peristiwa ini memiliki berbagai hikmah untuk umat Islam, diantara hikmah dari peristiwa  Isra’ dan Mi’raj  yaitu turunnya perintah wajib shalat lima waktu.

Shalat merupakan sebuah kewajiban bagi umat Islam yang telah baliq, berakal, suci, masuk waktu, dan juga perintah wajib shalat ini diistinbatkan melalui dalil Qath’i. Shalat termasuk salah satu rukun Islam, kalau dalam sebuah pekerjaan terdapat rukun yang tidak dikerjakan, maka pekerjaan tersebut batal, begitupula kalau shalat diabaikan maka Islamnya menjadi cacat.

Perjalanan  umat manusia akhir-akhir ini ada yang ganjil dengan perintah shalat, orang yang meninggalkan shalat menjadi hal biasa mereka lalai terhadap perintah Shalat. Berbagai alasan bagi mereka untuk mengabaikan shalat, mulai dari asyik internet-an, games, sibuk dengan pekerjaan, pakaian tidak suci dan alasan-alasan lainnya yang sering dijadikan sebagai alasan untuk tidak shalat. Padahal mereka mengetahui kewajiban shalat tersebut, namun enggan untuk melaksanakan.

Makna dari kewajiban yaitu sesuatu yang harus dilaksanakan, dalam kondisi apapun apabila ia meninggalkannya dengan sengaja maka ia berdosa. Bahkan orang sakit dan  musafir juga tidak luntur kewajiban Shalat, walaupun melalui rukhsah-rukhsah dalam pelaksanaannya.

Peristiwa Isra’ dan Mi’raj yang selama ini dikenang oleh umat Islam terkesan hanya formalitas saja, tidak ada update spirit dalam menjaga waktu shalat. Padahal pemerintah secara khusus menjadikan hari itu libur sekolah dan tidak ada aktifitas perkantoran, agar umat Islam Indonesia tidak lupa  terhadap peristiwa besar ini dan dapat diaplikasi dalam kehidupannya. Namun realitanya seiring berjalan waktu, Isra’ dan Mi’raj tetap tanggal merah tapi sebagai hari untuk liburan.

Kesibukan menjadi alasan nomor satu kenapa meninggalkan shalat, padahal ini tidaklah menjadi sebuah alasan, mengingat di Aceh khususnya  walaupun seseorang sangat padat sebuah pekerjaan, namun waktu istirahat, makan dan shalat tetap diberikan, hanya individu saja yang tidak mau berusaha untuk melaksanakan shalat, bahkan ironisnya waktu untuk istirahat yang diberikan dalam pekerjaan lebih diutamakan untuk merokok dari pada shalat.

Kalau mencoba melihat kondisi mesjid di Aceh, sebagian tempat sangat memprihatinkan, kondisi mesjid yang luas tidak diiringi oleh jama’ah yang banyak, belum lagi kalau harus dibandingkan mesjid dengan kedai kopi. Shalat memiliki hikmah yang sangat besar seperti sabda Rasulullah SAW ‘‘Tidaklah seorang Muslim menghadiri shalat wajib lalu menyempurnakan wudhu, khusuk dan rukuknya melainkan shalat itu menjadi penghapus dosa-dosa yang lalu selama ia tidak mengerjakan dosa besar.” (HR Muslim).

Bagi mereka yang sudah terbiasa menjalankan dan sudah menemukan nikmatnya shalat, sesibuk apapun ia tetap shalat. Baginya, shalat disamping kewajiban juga terdapat kenikmatan yang luar biasa. Keterbiasaan atau istiqamah dalam menjalankan shalat membutuhkan sebuah upaya sungguh-sungguh dalam menjalankannya.

Karena itu, peristiwa Isra’ dan Mi’raj ini menjadi ajang bermuhasabah untuk evaluasi shalat kita selama ini, berapa banyak shalat yang tinggal dengan sengaja dan tidak sengaja, berjama’ah dan tidak jamaah.

Oleh-oleh yang dibawa oleh Rasulullah SAW dalam Isra’ dan Mi’raj untuk kita yaitu Shalat lima waktu hendaknya senantiasa kita laksanakan dengan sebaik baiknya. Tidak ada lagi alasan untuk meninggalkan shalat kecuali alasan syar’i seperti haid dan nifas.

Mari dirikan Shalat Saudaraku !

*Penghulu  KUA Nisam Aceh Utara dan pengurus Dayah Insan Qur’ani

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.