“Pas nyalon, pergi ke Linge. Ke kuburan keramat, dan ke dukun,” kata Tengku Yahya yang menjadi khatib Jum’at di Masjid Besar Quba Bebesen, Bebesen, Jum’at (3/5/2014), memberikan contoh sambil mengupas pesan Lukmanul Hakim kepada anaknya (QS 31: 12-19).
Padahal, diulasnya lebih lanjut, kalau Allah SWT berkehendak, maka tidak ada satu pun yang bisa menghalangi. Sebaliknya, kalau Allah tidak berkendak, tidak seorang pun yang bisa memaksakan.
Tengku asal Asir-Asir itu, menilai, caleg baru dekat dengan masyarakat saat pemilu legislatif. “Dekati ulama. Shalat di masjid. Bersedeqah. Kalau sudah terpilih, lupa semua,” tegasnya.
Salah satu jamaah menanggapi positif ceramah tengku Yahya tersebut. “Semua khatib dan tengku harusnya bicara seperti itu. Termasuk, MUI Aceh Tengah. Masyarakat harus terus diingatkan. Dewan terpilih pun harus terus diawasi. Tagih janji-janji mereka. Terutama, pemilih-pemilih yang terbeli dengan uang dan materi,” kata jama’ah Jum’at tersebut setelah keluar dari Masjid. (GM)