[Puisi Lirik]
Yusuf Alfoba Kenawat
Hujan
Yang kunantikan telah turun
Menguyur singasanaku di gubuk reot perkebunan terasing
Tak sempat kuambil ranting kering tuk menyalakan api
Memanaskan air dan meyedu kopi
Deras turun, megalir
Sungguh kumulai ngeri
Kabut berlari di atas langit
Halilintar menyambar bagaikan perang
Satu dipikiranku
Bila aku kembali pulang
Betapa sulit kuarungi
Jalan berlumpur berwarna merah
Akankah terjebak di antara perdu-perdu kopi
Di kiri kanan jalan sebagai taman
Bagaimana dengan pesananmu yang kubawa
Dari hasil bumi kita yang kupetik seadanya
Terong agur, dedemir-tutit, taruk jepang
Kentang, selada dan cabe caplak
Tanda mata dari pemurkaan tanah
Khas dan alami dari lembah bukit Samarena, Jamur Atu
Buntul Kemumu, Amor dan hamparan tanah Bener Meriah
Hujan menjebakku di Samarena, Inen Rengkop
Sebelum tiba di ujung jarimu yang lentik
Dan kuali cinta kita
Yang meramu dan mematangkan segala rasa [SY]
Takengon April, 2014
: Terong agur (terong Belanda), dedemir-tutit (jamur kuping), taruk Jepang (pucuk labu Jepang).