Takengon-LintasGayo.co : Banyak pihak terutama kaum perempuan menyesalkan sedikitnya pemerolehan kursi anggota legislatif perempuan di DPRK Aceh Tengah. Padahal, terdapat quota 30% kursi anggota dewan perempuan.
“Kurangnya keterwakilan perempuan itu tidak terlepas dari kinerja anggota dewan perempuan sebelumnya. Bukan kaum perempuannya yang tidak cerdas atau tidak melek politik (pun ikut berpengaruh), tapi tidak terlepas juga dari kinerja anggota dewan perempuan sebelumnya. Masalah ini harus dilihat secara objektif dan dievaluasi secara menyeluruh,” kata Hairul Rejeka dari Jaringan Masyarakat Pemilih Cerdas saat dimintai pendapatnya di Bebesen, Minggu (27/4/2014)
Sebelumnya, ada dua anggota dewan perempuan di DPRK Aceh Tengah. Sekarang, tinggal satu, yakni Asmayanti (Hanura) dari Dapil II (Kec Atu Lintang, Jagong, Linge, dan Kec Pegasing)
Selain itu, ada “ketidakyakinan” kaum perempuan terhadap caleg perempuan. “Bisa dilihat dari nomor urut, dapat nomor urut besar. Kemudian, soal kemampuan, kualitas, dan rekam jejak caleg perempuan. Akibatnya, mereka sendiri pun tidak yakin jika caleg perempuan bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat secara keseluruhan, khususnya tentang aspirasi kaum hawa,” ungkapnya.
Penyebabnya, jelasnya, tidak terlepas dari rekrutmen awal caleg yang lebih mengutamakan caleg bermodal daripada caleg yang berkualitas. Dampaknya, kinerja dewan “tidak ada.” Sebab, fokus mengembalikan modal dan “mengurus proyek.” Pada akhirnya, masyarakat dan daerah yang korban.
Belum lagi, sambung Alumni Ilmu Administrasi Negara Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) itu, pengaruh dari suami atau anggota keluarga di rumah yang lebih cenderung memilih caleg laki-laki. Juga, ada kerabatnya (kebetulan laki-laki) yang ikut nyaleg, sehingga tidak memilih caleg perempuan.
Di sisi lain, Hairul, berharap agar ke depannya, kesadaran, partisipasi, pendidikan, dan akses kaum perempuan dalam berpolitik dapat dikuatkan.
“Saat ini, ekspektasi kaum perempuan begitu tinggi terhadap Asmayanti. Karena, satu-satunya anggota legislatif perempuan di DPRK Aceh Tengah. Tak menutup kemungkinan, Asmayanti pun tidak akan terpilih lagi pada pileg 2019 mendatang sekiranya kinerjanya kurang.(GM)