BANYAK anak-anak saat ini sudah terlepas dari didikan orang tuanya sendiri, yatim piatu disaat kedua orang tuanya masih lengkap. Diantara mereka kemudian terlibat lingkungan tidak baik yang disebabkan dua faktor.
Pertama karena kekurangan perhatian. Faktor ini terjadi karena kesibukan orang tua mereka dalam berkarir atau bekerja seharian diperkebunan sehingga anak kekurangan perhatian yang membuat anak akan mencari orang dan lingkungan yang dapat memberi perhatian dan penghargaan baginya, seperti menjadi member gank atau tauran.
Kedua karena over perhatian, faktor ini terjadi karena kesalahan pemahaman orang tua yang menganggap memberi semua yang diinginkan anak telah terlepas dari kewajiban sebagai orang tua. Banyak orang tua model ini akan memberi semua fasilitas yang dibutuhkan oleh anak-anak mereka namun sebenarnya mereka tidak pernah ada untuk anaknya karena yang anak butuhkan bukan hanya sekedar materi, hp, Ipad, motor, mobil atau materi lainnya. Namun anak lebih membutuhkan kedekatan dan kehangatan orang tua dengan menyediakan sedikit waktu bersama, becanda yang akan membuat anak merasa dihargai sebagai anak.
Anak yang over perhatian juga biasa terlalu sering dijejali dengan nasehat. Orang tua terlalu banyak bicara kepada anak dari pada mendengarkan curhatan anak. Ketika orang tua kebanyakan bicara akan mebuat orang tua stres dan akan marah-marah kepada anak. Mulai saat ini cobalah ubah maendset kita untuk lebih banyak mendengarkan anak dari pada berbicara. Karena di balik nikmat yang Allah beri berupa dua telinga dan satu mulut memberikan sinyal kepada kita agar kita seharusnya memang lebih banyak mendengarkan.
Abah Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari, seorang trainer pendidikan orang tua International (International parenting trainer) mengatakan Banyak anak yang sebenarnya telah menjadi yatim piatu padahal mereka masih memiliki kedua orang tua, siapakah anak-anak ini?. Mereka adalah anak-anak yang memiliki kedua orang tua namun orang tua tidak pernah memiliki sedikitpun waktu bersama anak-anaknya. Anak seperti inilah yang sebenarnya anak yatim-piatu.
Dan yang perlu dipahami oleh para orang tua menyediakan waktu bersama anak berbeda dengan berada disamping anak. Bersama dengan anak artinya tidak bertiga dengan koran, tidak berempat dengan televisi, tidak berlima dengan masakan, dan tidak berenam dengan cucian. Saat bersama anak, anda benar-benar hadir bersama anak, bicara dengan anak, menjadi pendengar setia cerita anak, tersenyum dan tertawa bersama.
Saat bersama anak, anda tidak hanya sekedar berada di samping anak. Tidak sedikit orang tua yang sudah merasa aman karena telah menyediakan waktu di dekat anak dengan menjadi ibu rumah tangga. Tapi maaf, anda jangan salah kaprah, banyak juga para ibu telah memilih jadi ibu rumah tangga yang seolah-olah telah memberikan waktu 24 jam bagi anak, tetapi sebenarnya satu jampun tidak pernah dia berikan untuk anak. Jadi jangan berbangga hati dulu telah memilih menjadi ibu rumah tangga.
Menjadi orang tua yang baik itu bukan berarti harus menyediakan waktu 24 jam untuk anak. Namun orang tua hanya diminta untuk menyediakan sedikit waktu bersama anak ingat bersama anak bukan sekedar didekat anak. Jika anda menyediakan waktu bersama anak sungguh suatu saat nanti mereka akan mendekati anda dan anak anda benar-benar menjadi cahaya mata (Qurratu ‘aini) bukan pengganggu orang tua.
Jangan menjadikan anak-anak kita menjadi seperti kebanyakan anak-anak disaat ini, mereka telah “menjadi yatim piatu” padahal mereka masih memiliki kedua orang . Mereka setiap hari bertemu dengan orang tuanya namun hanya sekedar “say hello” semata lalu selesai tanpa adanya kebersamaan yang membuat anak jauh dari orang tuanya. Anak-anak yang manjadi yatim piatu disaat orang tuanya masih ada inilah yang akan menjadi anak-anak yang terlepas dari peradaban orang tua mereka. Mari para orang tua dan guru sediakan waktu bersama anak mendengar anak curhat, membacakan cerita, menjawab pertanyaan mereka dan memberi penghargaan atas kebaikan mereka.
Selamat menjadi orang tua yang sholeh dan sholehah.
*Guru SD IT Cendekia tinggal di Ujung Gele Pegasing