
Takengon-LintasGayo.co : Mahasiswa Universitas Malikussaleh Lhok Seumawe yang sedang melaksanakan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di Kebayakan Aceh Tengah miris menyaksikan situs bersejarah “Masjid Tue” tidak dirawat oleh pihak terkait di kabupaten tersebut.
“Masjid Tue tersebut punya nilai historis terkait kebesaran Islam di Tanoh Gayo, terlebih masjid itu dibangun oleh penjajah Belanda senilai 100 Holden sekitar 100 tahun lalu sebagai upaya peredam perlawanan rakyat, kenapa dibiarkan,” kata Eko Setiawan, ketua mahasiswa KPM di kecamatan tersebut.

Pernyataan ini diungkapkan Eko beberapa saat setelah mewujudkan pengabdian mahasiswa dengan melakukan kegiatan bakti sosial dengan melakukan pembersihan di dalam dan di luar masjid tersebut selama satu hari, Rabu 26 maret 2014.
Selanjutnya Eko yang didampingi koordinator kegiatan, Abdul Halim dan Armi Armija menyarankan agar Pemerintah setempat agar melakukan perawatan rutin dan penambahan fasilitas terhadap situs berjarah tersebut. Selain itu, juga meminta agar menata kembali tatanan agar memiliki daya tarik tersendiri sebagai tujuan wisata religi dan menjadi income dari sektor wisata.
Permintaan para mahasiswa ini diamini oleh Reje Kampung Bukit Kebayakan, Gamura Ali Basyah yang meminta pemkab menyahuti permintaan mahasiswa tersebut, karena mereka juga sudah mengajukan hal yang sama kepada Pemkab setempat.

Amatan di Masjid tersebut, selain areal sempit dengan pagar seadanya, atap bocor, lantai semen berlubang dan lantai sudah tidak berpapan. Papan nama Masjid Tue itu juga tidak ada.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga kabupaten Aceh Tengah, Ir. Nasiruddin. SK yang turut hadir di lokasi tersebut menyatakan apresiasi terhadap gagasan mahasiswa tersebut. “Terimakasih kepada mahasiswa karena telah ikut membantu merawat dan mempromosikan masjid Tue ini,” kata Kadis.
Pengakuannya, Dinas sudah mengajukan usulan ke DPRK agar diturunkan dana perehapan dan perawatan situs tersebut dan upaya itu terus dilanjutkan.
Setelah baksos di masjid Tue itu usai, para mahasiswa melanjutkan kunjungan ke rumah peninggalan Rumah Reje Bukit, Ampun Zainuddin yang lokasinya tidak jauh dari masjid tersebut. (SP)