
Takengon-LintasGayo.co : Sudah lebih setahun air Danau Lut Tawar masih saja keruh, padahal sekarang masih musim kemarau, hujan juga belum terlalu deras turunya, kata Winara seorang nelayan di Danau Lut Tawar, saat ditemui LintasGayo.co pada Rabu (20/03/2014).
Lebih lanjut Winara menjelaskan kondisi keruh seperti ini sudah berlangsung kira-kira sejak bulan Agustus tahun 2012 lalu.
Saat pagi hingga menjelang siang sampai sekitar jam 10 kecerahan perairan agak bagus, itupun tampak paling nyata di daerah yang banyak ditumbuhi tanaman air “sepot” (hydrilla : red.) katanya. Pada daerah tersebut rata-rata kedalamannya berkisar antara satu hingga lima meter ungkapnya, walau terbilang agak jenih namun tidak sebanding dengan jernihnya pada waktu dulu, jelas Win.
Ditanya tentang penyebab keruhnya air danau tersebut Winara kurang mengetahui penyebabnya, tetapi yang jelas biasanya kondisi seperti ini hanya berlangsung sebentar saja yaitu ketika musim penghujan sampai beberapa minggu setelah musim hujan akunya.
Sementara pendapat beberapa ahli lingkungan perairan, kekeruhan tersebut disebabkan oleh banyaknya kandungan padatan yang terlarut maupun yang tersuspensi didalam perairan, Total Disolved Solid (TDS) dan Total Suspended Solid (TSS). Padatan tersebut dapat berupa materi atau partikel tanah yang berasal dari erosi yang terbawa air limpasan hujan ke perairan, sebagaimana dijelaskan oleh Saiful Adhar seorang akademisi dari Universitas Malikussaleh Lhokseumawe beberapa waktu lalu (https://lintasgayo.co/2014/01/10/air-dlt-keruh-indikasi-kerusakan-daerah-tangkapan-air).
Pendapat ahli lainnya juga menambahkan jika kekeruhan perairan berlangsung lama, dikhawatirkan akan mengganggu kehidupan ikan Depik (Rasbora tawarensis) yang merupakan salah satu jenis ikan endemik di Danau Lut Tawar, sebagaimana pernah dinyatakan oleh Iwan Hasri, S.Pi, M.Si, seorang akademisi sekaligus peneliti di Danau Lut Tawar kepada LintasGayo.co beberapa waktu lalu (https://lintasgayo.co/2014/01/11/air-dlt-keruh-pakan-depik-cemperle-terancam-hilang).
Hal senada juga diutarakan oleh seorang penyelam dari Gayo Diving Club, Usmar Efendi. menurut beliau kekeruhan air Danau ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, sudah lama sekali air danau keruh seperti ini, visibility (jarak pandang : red) sangat jelek, satu meter saja visibility sudah jarang terjadi apalagi lebih dari empat meter, langka sekali, ungkapnya.
Saat beberapa stasiun TV swasta nasional yang sempat kami temani melakukan syuting di DLT, airnya selalu saja keruh. seperti pada kali terakhir mendampingi program acara Liputan6 SCTV yang melakukan syuting di lokasi Tanyur Nunguk visibilitynya sangat buruk, syuting hampir gagal dilakukan, kenang Fefen. (MA).








 
										 
										 
										 
										 
										 
										 
										 
										 
										 
										