Secangkir Kopi
Sisca Anggraini Sari
Aromanya sangat mengusik indra pencium ini
Warna pekatnya menentramkan sepasang mata
Rasanya sangat menggetarkan lidah penikmatnya
Secangkir kopi itu begitu sangat istimewa
Menikmati secangkir kopi yang istimewa itu
Ditemani dengan gumpalan embun yang masih terlihat
Kicauan burung-burung yang memulai harinya
Dan bersama sinar mentari yang baru hendak terlihat
Menikmati secangkir kopi itu adalah sebuah pilihan
Ingin yang rasanya pahit ataupun manis
Yang masih alami atau yang sudah modern
Dengan banyak pilihan pada masa sekarang ini
Kini semakin banyak para penikmatnya
Tak pernah memandang dari kalangan mana saja
Yaitu baik penikmat dari kaum muda maupun tua
Semuanya mengagungkan secangkir kopi itu
Secangkir kopi itu adalah kopi daerahku
Kopi gayo yang kini semakin banyak dikenal orang
Diseluruh pelosok negeri ini, maupun diluar sana
Kenikmatan kopi itu akan selalu mengesankan hati
Dan akan selalu dirindukan para penikmatnya

SISCA ANGGRAINI SARI adalah mahasiswi Psikologi Universitas Syiah Kuala angkatan 2012. Menulis puisi merupakan panggilan, walau diakui masih perlu mengasah kemampuan. Namun Dara Cantik kelahiran Takengon, 13 Januari 1995 ini tetap yakin, puisi adalah hati, termasuk puisi “Bunda” yang dia tulis beberapa waktu lalu saat rindu ibu, tepat ketika sang Bunda berulang tahun. Kini dia menulis kembali untuk “Kado” hari Ibu, Sisca sekarang tercatat sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Psikologi (Himapsi) Unsyiah,Banda Aceh.







