DPRK Aceh Tengah; Buruk Muka Cermin Dibelah

oleh

Gunedi Saufa Meluem

 

Gunedi Saufa Meluem
Gunedi Saufa Meluem

IBARAT Buruk Muka Cermin dibelah, itulah perumpamaan yang cukup pas dengan dinamika yang terjadi pada perpolitikan Aceh Tengah. Para legislator DPRK Aceh Tengah dengan sangat baik menunjukkan kepada rakyatnya kemampuan mereka untuk membuat masalah tanpa solusi, mirip dengan jargon sebuah acara parodi politik yang ditayangkan di TV Nasional.

DPRK bertabur masalah, mulai masalah Pengganti Antar Waktu (PAW), carut marut pemilihan anggota Komisi Independen Pemilihan (KIP), saling fitnah antar personal yang hanya untuk memenuhi kepentingan pribadi dan golongan.

Kebanyakan dari persoalan yang ada hanyalah masalah internal, sangat jarang mereka dengan garang dan lantang bersuara terkait permasalahan rakyat. Kita ambil contoh saja ketika permasalahan penyadapan pinus yang dilakukan perusahaan asal China menjadi konsumsi rakyat, malah para anggota dewan ini melakukan pertemuan haram di Medan, dan lalu kasusnyapun bagai hilang ditelan bumi.

Pun juga terkait advokasi masalah korban gempa Gayo dan jalan menuju kecamatan Bintang, mereka lemah bersuara sehingga rakyat yang “kehilangan wakilnya” yang bergerak dengan gayanya. Ditambah lagi berdasarkan pemberitaan  Oktober 2013 silam, dari 13 Rancangan Qanun (Raqan) yang diusulkan eksekutif tidak ada Qanun yang dilahirkan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK). Apa kerja wakil rakyat ini?

Lembaga Legislatif terhormat ini, sekarang hanya dipenuhi intrik politik, kepentingan pribadi dan hanya saling tuding serta menyalahkan, tanpa mau memahami dan melaksanakan kepentingan Gayo yang lebih besar.

Proses pemilihan anggota KIP yang sepenuhnya berada dalam kewenangan DPRK pun tidak mampu mereka laksanakan dengan baik, dan bisa saja mengancam kedaulatan rakyat dalam melaksanakan pesta demokrasi yang tidak sampai dua bulan lagi.

Rententan duka politik ini harus kita rubah, dan saat ini rakyat memiliki kesempatan menunjukkan aksinya dalam Pemilahan Umum 9 April. Rakyat harus mau dan mampu memilih Anggota Legislatif yang memiliki rasa cinta terhadap Gayo, yang ditunjukkan dengan kerja yang nyata.

*Putra Gayo, alumnus Universitas Syiah Kuala Banda Aceh berdomisili di Aceh Besar. Peminat masalah sosial politik dan Kader KAMMI Aceh

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.