*Catatan: Supri Ariu
Saat ini, dari tahun ke tahun, kreativitas musisi-musisi muda asal Gayo dalam bermain musik semakin jauh berkembang. Tampak semakin banyak para musisi muda baru yang bermunculan dengan warna musik yang baru pula. Tentunya ini menjadi semangat baru dalam perkembangan dunia musik di Gayo. Salah satu yang paling mencolok adalah dalam hal pemahaman memilih aliran musik.
Dalam karya musik, banyak dipengaruhi oleh sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang, sehingga terlahir sebuah musik yang berbeda dan ini sering diartikan sebagai aliran atau genre musik. Seperti aliran musik yang umum kita dengar, antara lain: blues, jazz, rock, heavy metal, punk, pop, dangdut, dan lain-lain.
Di Gayo sendiri, genre musik tersebut sepanjang tahun semakin kaya. Hingga kini, para musisi yang ada di Gayo semakin lihai dalam menentukan genre dalam karya yang mereka buat. Hebatnya, genre yang mereka aduk dalam karya-karyanya tetap mengandung musik tradisi Gayo sendiri, alhasil, musik mereka semakin ramah didengar oleh masyarakat Gayo baik anak-anak, remaja, hingga para orang tua.
Seperti penyanyi Gayo Ervan Ceh Kul misalnya, aliran musik British Pop atau kerap disebut Britpop yang dia pilih dalam warna album solo perdananya “Muniru” mampu mengangkat lagunya kepermukaan menjadi lagu yang cukup digemari di Gayo saat ini. Apalagi kelihaiannya menggabungkan genre asal Inggris tersebut dengan alat musik khas Gayo seperti gegedem, suling, teganing, canang, dan lain-lain mampu menjadikan dirinya terpilih sebagai musisi muda terbaik Aceh Tengah tahun 2013.
Bukan hanya Ervan, Hendra Citra Kabinet yang dalam waktu dekat ini juga akan merilis album terbarunya juga turut membawa nuansa baru di Gayo. Seperti lagu “kalang ilang” miliknya yang dia bawakan dengan warna musik reggae, mampu mengakat kembali lagu ciptaan Kakeknya tersebut menjadi lagu yang digemari oleh masyarakat Gayo di seluruh Indonesia.
Lebih banyak lagi, seperti Kenko Project misalnya, aliran musik pop parodi yang mereka bawakan dalam salah satu lagu kocaknya “Nasep” juga menjadi lagu yang disukai. Bahkan, baru-baru ini aliran musik hip-hop juga sudah mulai bermunculan di Gayo, ini menjadi bukti bahwa kemampuan musisi-musisi muda di Gayo saat ini berkembang dengan sangat baik.
Tentunya genre musik yang semakin kaya di Gayo ini membawa pengaruh yang positif, baik bagi masyarakat Gayo bahkan masyarakat luar. Seperti band Etnik Laskar Gayo misalnya, gabungan musik pop rock dengan tradisi Gayo yang menjadi warna pada albumnya “Saman” membuat Laskar Gayo pernah terpilih sebagai band terbaik se Sumatera Utara pada tahun 2011 lalu, dan hingga kini Laskar Gayo menjadi salah satu band yang inspiratif di Kabupaten Gayo Lues.
Nukan hanya Laskar Gayo saja, namun banyak lagi grup band yang hingga saat ini menjadi inspiratif di Gayo bahkan di Provinsi Aceh, seperti musik milik Zombeetnica, Tutu, Ujang Lakiki, Saba, dan lain-lain.
Kita berharap, dunia seni musik di Gayo dapat semakin berkembang dengan kehadiran musisi-musisi muda berbakat yang terus bermunculan dengan berbagai aliran. Walaupun dengan genre musik dunia yang mereka pilih seperti blues, jazz, metal, dan lain-lain, namun mereka tidak pernah lupa membubuhkan unsur keGayoannya, ini adalah salah satu karya yang harus didukung. Sehingga, semangat mereka saat ini akan menjadi semangat baru untuk anak-anak penerus dunia musik Gayo nantinya. Hingga nantinya, Gayo juga akan semakin dikenal dan dapat melahirkan musisi berbakat ke taraf Nasional. Amin.
Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Geografi Universitas Syiah Kuala asal Kabupaten Gayo Lues.