Takengon-LintasGayo.co : Permasalahan pendidikan di Aceh Tengah sangat menjadi hal penting yang dapat dibicarakan. Kamis (23/1 2014) malam, di PWM Coffee, sekelompok aktivis di Takengon, membuat diskusi terkait masalah pendidikan di Aceh Tengah. Disikusi tersebut dihadiri, Salman SP, MP, Pembantu Dekan 1 Fakultas Pertanian Universitas Gajah Putih (UGP), Alwinsyah SP, MP, Sekertaris Prody Agroteknologi (UGP), dan Maharadi wartawan LintasGayo.co.
Menurut, Salman dalam diskusi tersebut, kualitas pendidikan pelajar dan mahasiswa di Aceh Tengah, memiliki ranking atau nilai yang tinggi pada saat pelajar atau mahasiswa itu masih berada dibangku sekolah atau perkuliahan, namun kenyataan dilapangan kualitas mereka tidak seperti yang diharapkan.
“Rata-rata nilai pelajar saat duduk dibangku sekolah nilainya tinggi, nilai Ujian Nasionalnya apalagi, namun kebanyakan dari pelajar-pelajar itu gagal saat menembus ke Universitas-universitas negeri, begitu juga dengan mahasiswa IPK tinggi namun kualitasnya masih dibawah rata-rata”, ujar Salman.
Sementara itu, Alwinsyah bercerita pengalamannya sebagai staf pengajar Biologi, menurutnya mahasiswa susah untuk mencerna bahasa-bahasa Biologi tersebut. “Memang kebanyakan bahasa Biologi adalah bahasa ilmiah dan menggunakan bahasa latin , tapi bagi mahasiswa sangat sulit dipahami”, tambah Alwin menanggapi permasalahan yang biasa terjadi pada mahasiswa yang diasuhnya.
Diskusi sederhana membahas pendidikan di Aceh Tengah tersebut, tidak berlangsung lama, diskusi yang digelar antara beberapa orang yang peduli tentang pendidikan di Aceh Tengah itu, akan lebih sering digelar dan dalam sekup yang lebih luas lagi, saat ini hanya sebatas menginventarisir permasalahan-permasalahan yang terjadi didunia pendidikan kita, sehingga nantinya akan menghasilkan rekomendasi kepada pihak terkait, agar pendidikan di Aceh Tengah terus meningkat dari hari ke hari, tutup Alwinsyah.
(Andi Rahman | DM)
