Oleh : Ismar Ramadhani*

SAYA adalah seorang perempuan yang sangat menyukai kopi arabika Gayo. Ini tentu terdengar agak berlebihan, tapi ini benar adanya. setidaknya saat saya mengetahui ibu saya kerap membagi kopi pagi dengan kedua adik saya, maka bukan tidak mungkin sang ibu telah melakukan hal yang sama pada saya, hitung-hitung dalam rangka percobaan.
Saat berkuliah di pulau Jawa kurang lebih 8 tahunan, bubuk kopi dari kampung menjadi kiriman wajib, sampai-sampai, Pak Pos hafal betul bahwa paketan bubuk kopi itu pasti untuk saya. Bagi saya, dirantau, secangkir kopi telah menjadi pengobat rindu yang aneh. Setiap pagi saya mewajibkan untuk menikmati air keruh itu “A cup coffee make me feel like home”, begitu dendang pagi saya bersama angan yang melayang jauh, pulang kekampung halaman.
Meminum kopi sejak kecil tidak membuat saya sepenuhnya tahu bagaimana menikmati kopi yang benar. Sampai pada tahun 2010, saat saya berkenalan dengan seorang Sahabat asal Korea Selatan yang memberitahu saya bagaiamana cara terbaik menikmati kopi, dengan meminum kopi tanpa gula. Sejak itu saya mulai belajar menikmati kopi tanpa gula, dan rasanya begitu nikmat. Apalagi, setahun terakhir ini sejumlah orang penikmat kopi di Gayo mulai mengenalkan saya pada citarasa.
Sejak menjadi peminum kopi hingga saat ini, kopi mulai menjadi kebutuhan bagi tubuh saya. Saya juga mulai memahami cara kerja minuman berkafein ini di dalam tubuh saya. Misal, saat saya meminum kopi sebelum sarapan, maka lapar saya akan hilang sesaat sehingga saya kerap menunda jadwal makan saya. Secangkir kopi juga membuat metabolisme saya sangat cepat, hal ini juga menyebabkan saya banyak mengkonsumsi air putih (dalam batas wajar).
Secangkir kopi juga turut berkontribusi pada keaktifan saya dalam beraktifitas. Sebab kafein membantu pelepasan ion kalsium lebih cepat, sehingga dapat membantu meningkatkan konsentrasi otot-otot tubuh dan sekaligus menjadikan otot-otot tersebut bekerja lebih efesien.
Menurut hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Alan Leviton,M.D., seorang ahli epidemiologi, menemukan bahwa kafein memberikan efek stimulan pada sistem syaraf pusat. Mengkonsumsi kafein dalam dosis sedang dapat meningkatkan kewaspadaan, percaya diri, energi, motivasi, dan konsentrasi. Alhasil, berat badan saya tidak pernah lebih dari 55 kilo berkisar antara 50- 53 kilo. Saya mulai menyadari hal ini sejak tahun 2007, sebab sejak tahun itu saya mulai rutin menikmati kopi setiap pagi.
Berikut alasan yang menyebabkan kopi dapat menjadi pilihan terbaik bagi anda yang memiliki masalah dengan berat badan. Pertama, kopi bisa menekan nafsu makan Anda. Tapi bagi anda yang mengalami masalah lambung, tentu harus sedikit berhati-hati untuk mengkonsumsi kopi sebelum sarapan. Kedua, Kopi bisa membakar lemak. Kandungan kafein dalam kopi dapat meningkatkan metabolisme tubuh. Ketiga, Kalori pada kopi sangat sedikit. Dengan alasan itu, sangat dianjurkan bagi anda untuk memilih menikmati kopi tanpa menggunakan gula atau cream dan susu. Bila pun anda tetap ingin menikmati kopi dengan campuran, anda harus benar-benar selektif untuk dapat memastikan gula, cream dan susu yang dipakai rendah kalori.
Secangkir kopi nikmat dari Arabika Gayo dengan kekayaan citarasanya adalah pilihan terbaik untuk memulai hari. Sebab, menurut saya sendiri, hidup terlalu singkat untuk kopi yang tidak enak. Terlebih Arabika Gayo dengan kekayaan citarasanya. Maka tidak ada salahnya bagi anda yang ingin berdiet sehat, saya sarankan untuk mulai melirik untuk meminum kopi. Tentunya dibarengi dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan berimbang.
*Staf Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala (Unsyiah)