Sebanyak 15 Delegasi Negara Bahas Perdagangan Wanita Muda dan Anak di Malaysia

oleh

Laporan Sabela Gayo dari Kuala Lumpur

Bandar Melaka-20130904-00454YAYASAN Biro Bantuan Hukum Sentral Keadilan (YBBHSK) Indonesia di Banda Aceh sekaligus delegasi Lembaga Swadaya Pemerintah (LSM) asal Indonesia yang fokus mengadvokasi isu-isu perdagangan manusia (trafficking) di Konferensi Internasional tentang Perdagangan Wanita Muda dan Anak-Anak (International Conference on Trafficking of Young Women & Children). Saya mempresentasikan judul papers “Actions Against Trafficking of Young Women and Children (Aceh experiences)”. Saya sendiri memperoleh subsidi penuh (full subsidy) dari Panpel yang meliputi biaya pendaftaran, akomodasi dan konsumsi selama berlangsungnya kegiatan tersebut.

Acara tersebut diselenggarakan oleh NGO asal Malaysia yang bernama World Youth Foundation (WYF) yang memiliki status konsultatsi khusus dengan Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (NGO in Special Consultative Status with Economic and Social Council of the United Nations). Ketua WYF yaitu Yang Amat Berhormat (Y.A.B) Datuk Seri Mohd Ali bin Mohd Rustam yang juga saat masih aktif menjabat sebagai Menteri Besar Malaka (Chief Minister of Malacca). Hadir dalam acara pembukaan yaitu Ms. Michelle Gyles-Mcdonnough, United Nations Resident Coordinator for Malaysia and UNDP Resident Representative for Malaysia, Singapore and Brunei Darussalam.

Acara tersebut dilaksanakan selama 5 hari penuh mulai 3-7 September 2013 di Ramada Plaza Melaka, Malaysia. Ada sekitar 91 delegasi peserta yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Bangladesh, India, Myanmar, Srilangka, Nepal, Ajerbaijan, Korea Selatan, Amerika Serikat, Burundi, Ghana, Ukraina, Pakistan dan Papua Nugini.  Acara tersebut juga didukung oleh beberapa lembaga baik NGO international maupun pemerintah Malaysia sendiri seperti United Nations Inter-Agency Project on Human Trafficking (UNIAP), Thailand, Kementerian Belia dan Sukan (Ministry of Youth and Sports Malaysia), Malaysian National Commission for UNESCO, Kementerian Pembangunan Wanita, Keluarga dan Masyarakat (Ministry of Women, Family and Community Development Malaysia), Royal Malaysian Police Force dan Pembangunan Pertanian Malaysia Sdn.Bhd.

Selama acara saya memperoleh banyak masukan dan pengalaman advokasi dari peserta lainnya yang berasal dari berbagai negara dalam menangani isu advokasi terkait perdagangan manusia dan penyelundupan pekerja migran. Pengetahuan dan pengalaman tersebut akan saya jadikan sebagai langkah strategis untuk membangun jaringan advokasi dalam melawan praktik-praktik perdagangan manusia dan penyelundupan pekerja migran baik di Aceh maupun di berbagai wilayah lainnya di Indonesia. Semoga kegiatan serupa dapat dilaksanakan tahun depan di Aceh atas dukungan lembaga internasional tersebut.(winngayo@gmail.com)

* Sabela Gayo, PhD Candidate of Universiti Utara Malaysia (UUM) dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Biro Bantuan Hukum-Sentral Keadilan (YBBHSK)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.