Seniman asal Ketol Bilang, Naif Kalau Dana Budaya Dialihkan untuk Bencana

oleh
Aktivitas warga pasca gempa Gayo. (doc.LGco)
Aktivitas warga pasca gempa Gayo. (doc.LGco)

TAKENGON – LintasGayo : Penyair asal desa Selem, Kecamatan ketol, Aceh Tengah, yang juga korban gempa Nurdin Supi menyesalkan keputusan pemerintah kabupaten Aceh Tengah yang membatalkan beberapa even budaya seperti PKA, pacuan Kuda, dan festival danau lut Tawar, karena alasan anggran tidak mendesak dan dialihkan ke bencana. Padahal, seni dan budaya diperlukan untuk menyampaikan informasi perkembangan pasca bencana.

“Pekan Kebudayaan Aceh dan pacuan Kuda itu kan rutin, dan menjadi ajang promosi Gayo yang positif,” kata Nurdin Sufi ketika dihubungi LINTASGAYO.co di Desa Selun, Ketol, Aceh Tengah, Minggu (25/8/2013).

Menurutnya, pengalihan anggaran itu juga tidak perlu, karena budaya Gayo harus hidup.

“Lagian kami korban tidak tahu kalau ada anggaran budaya yang dialihkan untuk bencana,” ujar seniman dan Penyair Aceh tersebut.

Dirinya juga kuatir kalau pengalihan itu dilakukan justru menjadi peluang ribut baru, karena korban tidak bisa memantaunya. Seharusnya dana budaya harus tetap menjadi pendukung kualitas kebudayaan di Gayo pasca bencana.

“Ini bisa fatal dan menggiring penyelewengan, karena korban tidak tahu soal dana itu,” katanya.

Menurut Nurdin, Seni adalah alat komunikasi yang efektif, kalau even budaya ditolak sangat tidak logis. “Perlu dikaji lagi dana itu, jangan bikin seniman kecewa, karena dana itu hak mereka,” kata penyair Nurdin Sufi, penyair yang turut menjadi korban gempa Gayo di Kecamatan Ketol.(tarina)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.