Sekolah Jurnalisme Indonesia Didirikan di Aceh

oleh
Ketua Yayasan SJI Pusat Marah sakti dengan disaksikan Ketua PWI dan Wagub menandatangi prasasti pendirian SJI Aceh.(LGco-aman.ZaiZa)
Ketua Yayasan SJI Pusat Marah sakti dengan disaksikan Ketua PWI dan Wagub menandatangi prasasti pendirian SJI Aceh.(LGco-aman.ZaiZa)

Banda Aceh LintasGayo: PWI Aceh resmi memiliki sebuah sekolah yang berbasis jurnalisme. Sekolah yang diberinama Sekolah Jurnalisme Indonesia ini, telah diresmikan dan dibuka pendidikan angkatan 1 oleh Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf.

SJI Aceh ini terbentuk berkat kerjasama Persatuan Wartawan (PWI) Pusat dan PWI Aceh. SJI angkatan pertama ini akan sekolah full time selama 14 hari terhitung dari tanggal 19-31 Agustus 2013 bertempat di sekretariat PWI Jln. T. Angkasah No. 3 Kuta Alam Simpang Limong, Banda Aceh.

Menurut Tarmilin Usman tujuan diadakannya Sekolah Jurnalisme Indonesia ini adalah untuk meningkatkan kemampuan para wartawan.

“Ada sekitar 600 orang wartawan di Aceh, 400 diantaranya tergabung di PWI Aceh dan baru 60 wartawan yang telah lulus uji kompetensi. Kita harapkan melalui Sekolah Jurnalisme Indonesia ini semakin banyak wartawan yang lulus uji kompetensi<” ungkap Ketua PWI Aceh ini.

Hal ini diamini juga oleh Wakil Gubernur Muzakir Manaf, dalam sambutannya mengatakan bahwa Sekolah Jurnalisme Indonesia ini bertujuan untuk menjadikan wartawan lebih maju dan berharap wartawan berada di garis depan untuk mempertahankan perdamaian di Aceh ini.

Sementara Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat Marah Sakti Siregar dalam sambutannya mengatakan Sekolah Jurnalisme Indonesia Aceh adalah yang ke sepuluh di Indonesia, da yang ke empat di Sumatra. Selama tiga tahun ini sudah ada sembilan provinsi yang telah memiliki Sekolah Jurnalisme Indonesia.

“Kurikulum Sekolah Jurnalisme Indonesia ini merupakan resapan dari UNESCO. Adapun tiga konsep pendidikan Sekolah Jurnalisme Indonesia ini berdasarkan pada kompetensi profesional UNESCO yang menyebutkan wartawan punya skill berupa kemampuan untuk meliput, wawancara, edit berita hingga publikasi berita, wartawan harus taat pada kode etik, dan wartawan harus memiliki pengetahuan dan terus menambah ilmu pengetahuan.

“Tenaga pengajar kita datangkan langsung dari pusat yang terdiri dari akademisi dan tokoh wartawan,” ungkap Marah Sakti yang juga Ketua Yayasan Sekolah Jurnalisme Indonesia ini dalam acara yang dibuka oleh wakil Gubernur Muzakir Manaf ini diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari wartawan dari berbagai media cetak, elektronik, online dan radio.(Zuhra Ruhmi)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.