Makna Al-Qur’an Sebagai Petunjuk

oleh

Oleh. Drs. Jamhuri Ungel, MA

AL-QUR’AN adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril untuk disampaikan kepada ummatnya.

Firman Allah adalah suci karena datang dari Allah yang Maha Suci, diturunkan melalui malaikat yang suci, kapada orang yang suci (maksum) yaitu Muhammad SAW. Karena itu tidak ada keraguan bahwa al-Qur’an adalah suci dan merupakan Kitab Suci.

Al-Qur’an merupakan pedoman bagi semua manusia, kecuali bagi mereka yang tidak mau menjadikannya sebagai pedoman, mereka yang tidak mau menjadikannnya sebagai pedoman berarti mereka adalah orang-orang yang ingkar.

Allah menjanjikan bagi mereka yang menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman dalam hidup maka ia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak dan sebaliknya bagi mereka yang tidak menjadikannya sebagai pedoman berarti orang tersebut sudah hidup dalam kesesatan, karena dalam pandangan Allah bahwa kebenaran  hanyalah kebenaran yang telah ditetapkan-Nya.

Al-Qur’an bukan hanya sebuah teks yang hanya cukup untuk dibaca, kendati Allah mengatakan kalau membaca al-Qur’an itu adalah ibadah walaupun tidak tau apa arti dan makna dari yang dibaca. Kenapa Allah mengatakan hal seperti itu, tentu Allah lebih tau kalau orang selain Arab susah mengartikan dan memahami bahasa Arab yang merupakan bahasa al-Qur’an, jangankan mengartikan membacanya saja memerlukan waktu, tempat dan tenaga pengajar untuk membaca.

Karena membaca memerlukan waktu, sarana dan juga guru maka akan lebih baik kalau belajar tidak hanya memadai untuk sekedar bisa membaca. Al-Qur’an akan menjadi lebih agung bila mereka yang membacanya tau apa arti dari yang dibaca, anjuran menjadi lebih baik untuk mengetahui dilandasi dengan pemahaman kalau al-Qur’an adalah pedoman untuk seluruh manusia (hudan linnas), artinya bagaimana mungkin orang akan mengikuti pedoman kalau dia sendiri tidak tau apa yang menjadi isi dari pedoman.

Lebih dari mengetahui arti dari yang dibaca adalah memahami makna dari kata/arti, mengetahui arti dari suatu kata menurut sebagian ahli belumlah merupakan suatu ilmu, karena arti adalah makna kata atau mengerti apa yang dikatakan oleh sipembicara, sedang memahami adalah mengetahui maksud dari yang berbicara dalam hal ini Allah. Jadi dalam kaitannya dengan ibadah, mereka yang hanya bisa membaca adalah beribadah dengan membaca, mereka yang mengetahui arti berarti menambah ibadahnya dengan mengerti apa yang dia baca, selanjutnya mereka yang memahami menambah lagi ibadahnya dengan memahami maksud dari apa yang dibaca.

Menjadi pertanyaan untuk kita semua, apakah semua orang harus sampai pada tingkatan seperti yang disebutkan ? dalam makna individualnya. karena itu Allah mengatakan “orang yang paling mulia di sisi Allah adalah Ulama”, tapi juga ulama diberi tugas untuk mengingatkan orang-orang supaya berpegang dengan tali Allah.

Karena itu kita selalu katakan bahwa mereka yang mampu memahami firman Allah tetap lebih baik dari mereka yang hanya bisa membaca apalagi tidak bisa membaca, bahkan ada yang mengatakan ibadah yang paling tinggi adalah mengamalkan apa yang dibaca dan dipahami dari al-Qur’an.[]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.